Mohon tunggu...
Daniel Pasedan
Daniel Pasedan Mohon Tunggu... Guru - Berkeluarga, dua anak

Iklas, Jujur, Sederhana, Rajin, Peduli, Suka Berbagi, Cerdas, Berani, Tahu Diri, ... adalah Pondasi Pemimpin yang Dirindukan

Selanjutnya

Tutup

Sosok

Inilah Kecenderungan 100 Sahabat yang Memilih Prabowo

14 April 2019   21:30 Diperbarui: 14 April 2019   22:13 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosok Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Kita sekalian sepaham bahwa berbeda pilihan dalam banyak hal adalah hak setiap pribadi. Dalam konteks kontestasi Pilpres-Pileg, setiap warga negara yang telah memenuhi persyaratan untuk bisa memilih, bebas menentukan dan memilih pasangan capres-cawapres, calon legislatif dengan berbagai pertimbangan pribadi, kelompok. Bahkan tidak menggunakan hak pilihnya sekalipun itu boleh dan dijamin undang-undang.

Setiap orang punya alasan tersendiri dalam hal menentukan pilihan. Pendukung Jokowi-Amin begitu pula pendukung Prabowo-Sandi masing-masing "teguh" pendirian dalam hal pilihan capres-cawapres masing-masing.

Berdasarkan pengamatan karakter, kebiasaan, sikap sehari-hari dari orang-orang yang saya kenal, terdapat pola karakter spesifik yang sama diantara para pendukung kedua kubu. Pengamatan lebih fokus pada dukungan sosok Jokowi atau Prabowo, beda hal dengan yang interest sosok pak Amin, pak Sandi atau kombinasi pak Jokowi-Amin, pak Prabowo-Sandi.

Kecenderungan persamaan pendukung dan yang didukung bukan soal kesamaan pilihan agama yang dianut, bukan soal latar belakang keluarga seperti ABRI-tukang, bukan lantaran kesamaan selera musik-makanan pilihan, bukan pula lantaran DNA.

Menurut pengamatan saya, pribadi yang "mengidolakan" pak Prabowo mengalami pola asuh, perlakuan keliru dalam keluarga sejak lahir yang menyebabkan orang tersebut menjadi sosok bukan pendengar yang baik. Mereka tidak tuli, organ pendengaran tidak masalah, saat diajak membicarakan pelajaran, mereka tidak menyimak, mendengar tetapi tidak mendengarkan bahkan enggan mendengarkan penjelasan lawan bicara. Tidak mudah menerima nasehat untuk kebaikan dirinya, orang lain dan suka "ngeyel". Ketika seseorang berbicara kepadanya entah menyuruh, entah meminta, yang bersangkutan merespon tetapi tidak melakukan.

Buktinya, Anda yang mendukung pak Prabowo langsung protes, membantah padahal penjelasan belum selesai.

Hal lain yang mencolok dari mereka adalah loyalitas tidak diragukan dan militan meski sudah diingatkan bahwa yang dilakoni terdapat keliru, tetapi tetap saja ngeyel. Berikutnya, kadar seni rendah dan bukan tipe open minded.

Bagaimana dengan kecenderungan karakter pendukung Jokowi?

Yang mencolok dari mereka adalah pemalas tetapi rajin dan suka usil.

Buktinya, Anda yang mendukung sosok Jokowi malas menulis , menuliskan pikiran-pikiran yang berpotensi membaikkan dan rajin komentar dan bersorak sorai atas keusilan terhadap yang berbeda pilihan. Oh yaa... ada lagi, kebiasaan menggampangkan persoalan, menganggap remeh hal-hal yang sesungguhnya penting untuk segera ditindaklanjuti.

Bagaimana dengan yang tidak menggunakan hak pilih secara sengaja? untungnya saya tidak bergaul, tidak mengenal orang yang demikian.

Ini bukan kampanye lhooo,

Ini murni usil terhadap sekian sahabat dan masih memelihara diri sebagai pribadi yang belum cerdas mendengarkan.

Jika pun kita berbeda pilihan capres-cawapres namun saran saya, mari menjadi sosok yang mendengarkan. Mendengarkan suara kebaikan dari luar diri, juga mendengarkan suara merdu, harmony dari dalam diri yang senantiasa memancarkan kebaikan berdampak luas pun kebaikan diri sendiri.

Hmmmmm...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun