Mohon tunggu...
Slamet Parmanto
Slamet Parmanto Mohon Tunggu... Administrasi - traveller

part time traveller, full time dreamer\r\n\r\nparmantos.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Bukit di Ujung Sana

7 Mei 2014   03:07 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:47 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1399381474350310865

[caption id="attachment_335019" align="aligncenter" width="430" caption="Balcovatepe (photo by parmantos)"][/caption]

Siang ini, langit musim semi nampak berseri. Berseri bak seorang anak yang bertemu ibunya setelah sekian lama. Meriah dan hangat. Meriah oleh suara burung yang kembali dari negeri-negeri Afrika. Bermigrasi sepanjang musim dingin, lalu kembali saat habitat asal menghangat. Hangat oleh mentari yang terik bersinar. Itulah siklus kehidupan.

Siang ini, di ujung sana bukit hijau tampak gagah menantang teluk Aegean yang kebiruan. Bukit hijau yang masih tersisa dari segala bentuk keserakahan. Meskipun tidak serindang ribuan tahun silam, pohon-pohon yang tertanam di atasnya masih menyisakan rumah-rumah bagi para keluarga burung bercengkrama riang. Merangkai kembali kehidupan.

Terlihat indah, harmoni siang ini. Dari lantai empat balkon kamar. Duduk di kursi biru menghayati kehidupan bukit di ujung sana. Sedikit awan di langit, memberikan bayang keramahan pada ujung-ujung daun pohon cemara yang menari oleh sepoi-sepoi angin. Sesekali burung camar putih kecoklatan hinggap di salah satu dahan. Menikmati rindangnya kehidupan.

Di atas bukit hijau di ujung sana. Nampak sisa-sisa project telefrik lama. Kereta gantung menuju puncak bukit yang konon katanya, meminta korban cukup banyak selama operasionalnya. Sekarang hanya tersisa bekasnya saja. Namun pemerintah kota tengah menyiapkan tiang-tiang untuk kereta yang baru dan lebih aman bagi manusia. Tapi belum tentu akan harmoni dengan pohon-pohon di sana. Manusia memang tidak puas dengan kenikmatan memandang dari kejauhan. Dengan merusak harmoni kehidupan.

Kepadamu bukit hijau di ujung sana. Tetaplah kokoh kau disana. Tetaplah hijau dengan karunia Tuhan. Tetap tegar dari keserakahan. Dan bolehlah kau sesekali-kali melawan. Bagaimanapun kau adalah pasak kehidupan.

“Bukankah Kami telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan?, dan gunung-gunung sebagai pasak?”
QS. 78 ayat 6-7

Inciralti, May 6, 2014

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun