Ketika melihat daftar menu, mata saya segera tertuju pada minuman yang paling aman bagi penikmat kopi klasik : Americano dingin. Harganya hanya Rp 8.000 - jumlah yang terbilang murah di tengah tren kopi kekinian yang sering kali mahal. Saya meminta sedikit gula, jangan terlalu manis. Kasir melayani dengan tangkas, menyerahkan nota kecil, lalu berkata, "Ditunggu ya, Pak, nanti dipanggil."
Kopi, Kudapan, dan Mahasiswa
Tak lama setelah duduk, saya memperhatikan pengunjung lain. Ternyata sebagian besar adalah mahasiswa. Wajar saja, karena tak jauh dari situ berdiri Universitas Budi Utomo, termasuk fakultas kedokteran gigi yang cukup banyak mahasiswanya. Mereka berkelompok, ada yang memesan minuman dingin, ada pula yang menyantap ayam goreng crispy dari 7 Chicken, mitra bisnis KopiStudio24. Suasana riuh kecil terasa akrab.
Kedai ini memang menawarkan lebih dari sekadar kopi. Ada kudapan ringan, termasuk kue pancong kekinian yang jelas mengambil inspirasi dari jajanan Betawi. Bedanya, di sini pancong hadir dengan variasi modern : topping keju, meses, bahkan varian rasa lain yang cocok dengan lidah anak muda. Harganya pun ramah, sekitar Rp 6.500 per potong. Tak heran jika kedai ini ramai sejak pagi, apalagi bagi pelajar dan mahasiswa yang mencari camilan murah meriah.
Kehadiran 7 Chicken di bawah atap yang sama juga menambah daya tarik. Kombinasi kopi dan ayam goreng renyah menjadi penawar lapar yang praktis. Pola bisnis semacam ini memang sedang tren : satu lokasi menampung beberapa brand sekaligus, sehingga pengunjung punya banyak pilihan tanpa harus berpindah tempat.
Rasa yang Tertinggal
Ketika panggilan datang, segelas Americano dingin akhirnya tiba di meja saya. Warnanya pekat, aromanya khas arabika dengan sentuhan lembut rasa citrus, seakan ada jejak orange di dalamnya. Saya menyesap perlahan. Rasanya cukup halus, meski bagi pecinta kopi panas seperti saya, ada rasa yang hilang. Kopi seharusnya hangat, mendampingi dinginnya pagi di kota Malang. Tetapi di KopiStudio24, hampir semua menu berorientasi pada tren minuman dingin kekinian. Mereka lebih banyak menawarkan varian kopi susu, matcha, hingga minuman campuran lain yang populer di kalangan milenial.
Namun, saya mencoba memakluminya. Pasar yang mereka bidik jelas berbeda dengan generasi peminum kopi tradisional. Ini soal gaya hidup : nongkrong, memotret, mengunggah ke media sosial, sambil menikmati rasa manis yang bersahabat di lidah. Di titik ini, KopiStudio24 berhasil membaca kebutuhan zaman.