Jika Anda pernah berjalan-jalan ke Kota Malang, satu hal yang sulit untuk diabaikan adalah betapa maraknya kafe dan tempat nongkrong yang menawarkan sajian kopi. Baik sebagai tempat bersantai, bekerja, hingga sekadar menikmati sore bersama teman-teman, kafe-kafe di Malang telah menjelma menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat urban.Â
Namun, di tengah gelombang modernisasi dunia kopi ini, ada satu nama yang justru menawarkan pengalaman berbeda: Kopi Sido Mukti.
Kopi Sido Mukti bukanlah nama baru di dunia perkopian Malang. Berdiri sejak tahun 1950, toko kopi ini bukan sekadar tempat jual beli biji dan bubuk kopi. Ia adalah bagian dari sejarah kota, menjadi saksi perjalanan zaman dari masa kolonial, era kemerdekaan, hingga masa kini.Â
Terletak di kawasan Pejagalan, tepatnya di Jalan Sutan Sjahrir No. 5 - wilayah Pecinan yang kaya akan warisan budaya - Sido Mukti tetap bertahan sebagai coffee roastery otentik yang mempertahankan cita rasa tradisional sekaligus beradaptasi dengan kebutuhan masa kini.
Dari Generasi ke Generasi
Didirikan oleh seorang keturunan China yang sudah tinggal di Malang sejak zaman Belanda, Kopi Sido Mukti dikelola secara turun-temurun oleh keluarganya.Â
Kini, generasi kedua melanjutkan usaha ini, tetap memegang teguh racikan dan prinsip dasar sang pendiri. Nama "Sido Mukti" sendiri terasa sangat Jawa, yang berarti "menjadi makmur", sebuah harapan dan doa yang terus menyertai usaha keluarga ini.
Sedangkan yang membedakan Sido Mukti dari banyak roastery modern adalah pendekatannya terhadap kopi. Di saat banyak produsen menggunakan teknologi dan database digital untuk menentukan profil sangrai, pengelola Sido Mukti masih mengandalkan lidah dan pengalaman mereka sendiri.Â
Proses penyangraian dilakukan dengan mempercayakan rasa pada indera pengecap utama : lidah. Dengan keahlian yang sudah diasah selama puluhan tahun, mereka dapat menentukan pengaturan suhu, waktu, dan intensitas sangrai hanya berdasarkan rasa dan aroma.
Lokasi yang Sarat Nilai Historis