Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Music Artikel Utama

Money Pink Floyd dan Liga Korupsi Indonesia

8 Maret 2025   18:14 Diperbarui: 10 Maret 2025   10:28 432
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Art Clip Big Money. (Sumber : odetoart.com).

Money Pink Floyd dan Liga Korupsi di Indonesia

Lagu "Money" adalah salah satu lagu paling ikonik dari grup musik rock progresif asal Inggeris, Pink Floyd.

Lagu ini dirilis pada tahun 1973 dan merupakan bagian dari album legendaris Pink Floyd, "The Dark Side of the Moon"

"Money" adalah lagu pembuka sisi kedua dari album tersebut. Lagu ini ditulis oleh Roger Waters, bassis dan penulis lirik utama Pink Floyd pada masa itu.

Lirik Money mengkritik keserakahan dan materialisme, serta dampak negatif uang terhadap masyarakat.

"Money" dikenal karena ritmenya yang unik, menggunakan tanda birama 7/4 yang tidak lazim dalam musik populer. Money menggelontorkankan efek suara yang khas, yaitu loop dari suara mesin kasir, koin, dan suara-suara lain yang berhubungan dengan uang. Bass line dari lagu ini sangat kesohor dan dikenal sebagai salah satu yang paling ikonik.

"Money" menjadi salah satu single Pink Floyd yang paling sukses secara komersial, terutama di AS. Money membantu "The Dark Side of the Moon" mencapai kesuksesan yang luarbiasa, dan menjadi salah satu album terlaris sepanjang masa.

Money merefleksikan kritik sosial terhadap konsumerisme dan obsesi terhadap kekayaan. "Money" bukan hanya lagu yang menarik secara musikal, tetapi juga memiliki pesan yang kuat dan relevan tentang masyarakat modern.

Lirik "Money" dari Pink Floyd tetap relevan dengan dinamika global saat ini. Lirik Money mengkritik keserakahan dan materialisme, yang masih menjadi masalah besar di seluruh dunia. Kesenjangan antara kaya dan miskin terus melebar, dan obsesi terhadap kekayaan masih mendominasi banyak aspek kehidupan.

Konsumerisme

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun