Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Riak-riak Terakhir Jelang Keputusan Mahkamah Konstitusi

17 April 2024   17:08 Diperbarui: 17 April 2024   17:14 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi artis tentang Amicus Curiae. Foto : economictimes.indiatimes.com

Riak-Riak Terakhir Jelang Keputusan Mahkamah Konstitusi

Jagad politik kita memang belum setenang yang kita harapkan. Ibarat gelombang besar yang menampar pantai, Setelah sekian lama gelombang besar itu masih menyisakan riak.

Yang patut disyukuri akhir Pilpres 2024 bukanlah tergolong Tsunami Politik, tetapi politik "uyel-uyelan" yang mencoba memotivasi publik luas untuk mengiyakan bahwa terjadi pelanggaran konstitusional yang cukup berat karena faktor Presiden yang berkuasa dan anak kandungnya yang bernama Gibran Rakabuming Raka yang diCawapreskan mendampingi Prabowo Soebianto.

Sayangnya dalam soal Presiden Jokowi yang digelorakan sebagai bercawe-cawe politik. Ini sebetulnya sudah dikupas sejumlah akhli yang berpendekatan behaviour, sebuah pendekatan termutakhir dalam ilmu politik, dimana pergerakan perilaku masyarakat dapat dipantau secara statistikal.

Dalam survey bulanan sebelum ada pencapresan resmi, nama-nama yang diunggulkan seperti  Prabowo Soebianto, Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan. Awalnya yang terlihat unggul adalah Ganjar, sedangkan Anies dan Prabowo mengikut bisa unggulan kedua maupun ketiga. Pokoknya keduanya silih berganti.

Hanya ketika resmi dicalonkan, Ganjar tiba-tiba terseok. Mengapa? Dalam survey modern jelas ada tolok ukur kuantitatif yang tak dapat diabaikan begitu saja. Ada moving averages disini. Publik luas atau elektoral dalam konteks Pilpres adalah manusia yang dinamis dan bukan manusia statis seperti katakanlah batu.

Dalam metodologi survei terkait elektabilitas seseorang yang dinominasikan dalam pemilihan presiden, istilah "Moving Averages" merujuk pada teknik statistik yang digunakan untuk menghaluskan fluktuasi data survei seiring waktu. Ini dilakukan dengan menghitung rata-rata dari sejumlah periode terakhir dari hasil survei.

Misalnya, dalam survei elektabilitas calon presiden, data survei biasanya dikumpulkan secara berkala, misalnya setiap bulan atau setiap beberapa minggu. Kemudian, untuk mengurangi efek fluktuasi yang mungkin disebabkan oleh perubahan situasi atau peristiwa politik, digunakanlah Moving Averages.

Prosesnya adalah data survei dari beberapa periode waktu terakhir dikumpulkan, rata-rata dari data tersebut dihitung, hasil rata-rata ini kemudian dianggap sebagai perkiraan elektabilitas yang lebih stabil dari waktu ke waktu.

Dengan menggunakan Moving Averages, peneliti atau lembaga survei dapat melacak tren jangka panjang dalam elektabilitas seorang kandidat tanpa terlalu terpengaruh oleh fluktuasi harian atau mingguan dalam hasil survei. Ini membantu memberikan gambaran yang lebih akurat tentang seberapa kuat atau lemah dukungan publik terhadap kandidat tertentu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun