Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Artikel Utama

Suatu Ketika Dialek IKN Lebih Keren dan Unik Ketimbang Dialek "Jekarte"

8 Maret 2024   16:24 Diperbarui: 9 Maret 2024   10:25 706
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Ilustrasi: Freepik

Suatu Ketika Dialek IKN Lebih Keren dan Unique Ketimbang Dialek Jekarte

Di IKN lama Jakarta biasa kita dengar logat Jekarte yang serba "e": kenape, ade ape, dst. Bahkan mulai jaman film jadul yang dibintangi Rano Karno dan Lidya Kandou kita sudah akrab dengan dialek Jekarte seperti ini. Para sineas kita telah lama memainkannya untuk layar lebar. Dan bangsa ini dari Sabang sampai Merauke ya manut: Keren euy dialek Jekarte!

Itu dulu and now sejak kemarin-kemarin sudah disampaikan bye-bye Jekarte, karena sejak 15-16 Februari lalu ibu kota negara sudah pindah ke IKN (Ibu Kota Negara Nusantara) sesuai ketentuan perundangan yang berlaku.

Titik Zero dan penduduk asli

Titik Zero IKN di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur terletak di Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. Tepatnya, berada di area Hutan Tanaman Industri (HTI) milik PT ITCI Hutani Manunggal (IHM).


Koordinat IKN pada 038' Lintang Selatan (LS), dan 1170' Bujur Timur (BT).

Titik Zero ditandai dengan sebuah monumen sederhana berbentuk tugu setinggi kurang lebih 2 meter. Di sekelilingnya terdapat area terbuka yang cukup luas.

Penduduk asli yang mendiami wilayah sekitar Titik Zero IKN adalah suku Paser. Bahasa yang digunakan sehari-hari oleh suku Paser adalah bahasa Paser. Bahasa ini termasuk dalam rumpun bahasa Austronesia dan memiliki kemiripan dengan bahasa Melayu.

Di nucleus IKN ada Suku Adat Balik yang merupakan komunitas kecil yang jumlahnya tidak lebih dari 1.000 jiwa (200 KK). Di Sepaku, mereka tersebar di Desa Bumi Harapan, Kelurahan Sepaku, dan Kelurahan Pemaluan yang masuk kawasan inti IKN Nusantara.

Kebudayaan adat Suku Balik nyaris hilang seiring banyaknya pendatang di wilayah Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. Sejak tahun 90--an, kehidupan berbudaya yang sebelumnya sangat kental, tergerus faktor sosial yang membuat mereka enggan menunjukan identitas Suku Balik.

Sebelum Sepaku ditetapkan sebagai wilayah IKN Nusantara, tidak banyak yang tahu tentang Suku Balik. Dulunya, Suku Balik dikenal sebagai Suku Paser, padahal keduanya berbeda. Bahasa yang digunakan Suku Paser dapat dimengerti Suku Balik, namun Bahasa Suku Balik tidak dimengerti suku lain.

Suku Balik sering disalahartikan sebagai Suku Paser. Meskipun memiliki beberapa kesamaan, mereka adalah dua suku yang berbeda.

Bahasa Suku Paser dapat dimengerti oleh Suku Balik, tetapi Bahasa Suku Balik tidak dimengerti oleh suku lain, termasuk Suku Paser. Suku Balik memiliki identitas dan budayanya sendiri yang berbeda dari Suku Paser.

Ilustrasi bahasa lokal di Nusantara. Foto : Antara via kabar24.bisnis.com
Ilustrasi bahasa lokal di Nusantara. Foto : Antara via kabar24.bisnis.com

Bakal dialek lokal IKN dan pelestarian bahasa asli

Jakarta yang sudah menjadi ibu kota negara sejak awal kemerdekaan dalam perjalanan waktu telah menjadi semacam melting pot atau kuali adukan Indonesia yang terdiri dari ratusan macam suku bangsa itu.

Dalam perjalanan waktu Jakarta kini telah mempunyai dialek sendiri yang disebut bahasa Indonesia dialek Jakarta. Basicnya adalah logat Betawi yang bercampur dengan macam-macam pengaruh lainnya entah itu Batak, Sunda, Chinese, Ambon, Menado, Sunda dst.

Penajam Paser Utara memiliki dialek lokalnya sendiri, yaitu bahasa Paser, juga bahasa Balik di nucleus IKN. Bahasa ini termasuk dalam rumpun bahasa Austronesia dan memiliki kemiripan dengan bahasa Melayu.

Kemungkinan besar, dialek lokal Penajam Paser Utara akan bercampur dengan berbagai dialek nusantara yang dibawa oleh para pendatang yang datang ke IKN. Hal ini dapat menghasilkan dialek baru yang unik, mirip dengan apa yang terjadi di Jakarta.

Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan dialek baru di ibu kota negara baru antara lain :

1) Jumlah pendatang. Semakin banyak pendatang dari berbagai daerah, semakin besar kemungkinan terjadinya campuran dialek;

2) Kebijakan pemerintah. Kebijakan pemerintah terkait bahasa dan budaya dapat mempengaruhi perkembangan dialek;

3) Interaksi sosial, Interaksi sosial antara penduduk asli dan pendatang akan mendorong percampuran bahasa dan budaya.

Penduduk yang mengubah gaya bahasa penyampaian informasi mengenai IKN, seperti "ayo sini ke Ibu kota Negara (IKN), Jakarta sudah desa itu bukan Ibu kota Negara lagi" dan perubahan pada penduduk kalangan milenial yang menggunakan bahasa gaul seperti kata "Lo dan Gue".

Perubahan pada penggunaan bahasa yang mulai berbeda ini dapat dilihat pada penduduk usia remaja.

Dulu sebelum adanya IKN, remaja disini menggunakan bahasa Indonesia dengan campuran logat Kalimantan dengan berimbuhan "kah, lah, kalok" Imbuhan ini berasal dari adanya campuran logat Banjar dan bahasa Indonesia baku.

Di Kalimantan timur suku asli memang ada seperti telah disinggung di muka, tapi yang pasti sebagian besar Kalimantan timur menjadi tempat yang di huni oleh penduduk dengan suku campuran dari seluruh Indonesia.

Percampuran dialek dapat memiliki dampak positif dan negatif. Positif, misalnya memperkaya khazanah bahasa Indonesia dan meningkatkan toleransi antar budaya. Negatif, misalnya berpotensi menghilangkan bahasa dan budaya lokal.

Karenanya penting untuk mendokumentasikan bahasa dan budaya lokal Penajam Paser Utara, khususnya bahasa Paser dan bahasa Balik, sebelum terjadinya percampuran dialek. Hal ini untuk menjaga kelestarian bahasa dan budaya lokal.

Bagaimanapun, percampuran dialek di ibu kota negara baru merupakan hal yang wajar dan dapat menghasilkan dialek baru yang unik. Yang terpenting disini adalah kita dapat menjaga kelestarian bahasa dan budaya lokal di tengah percampuran tersebut.

Dialek lokal IKN ke depan ini pasca 17 Agustus 2024: Keren euy !

Referensi:

Menyambangi Titik Nol Ibu Kota Nusantara

YouTube Titik Nol Ibu Kota Baru Ditetapkan di Penajam Paser Utara

Sejarah Suku Balik, Penduduk Asli yang Terdampak IKN

Joyogrand, Malang, Fri', March 08, 2024

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun