Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Artikel Utama

PBB dan Perlunya Badan Supra Nasional yang Baru

6 April 2023   17:03 Diperbarui: 11 April 2023   09:45 552
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi PBB. (sumber: Alexandros Michailidis/Shutterstock.com via kompas.com) 

 Seiring dengan itu informasi yang tersedia sangatlah banyak. Jelas telah terjadi penataan ulang otoritas yang kacau dalam hirarki berbeda yang digunakan untuk mendefinisikan apa yang dianggap sebagai informasi yang kredibel.

Orang suka menyalahkan medsos untuk situasi ini, tetapi analist politik Martin Gurri misalnya berpendapat bahwa itu benar-benar ekologi media modern sekarang seperti internet, media elektronik, TV, Film dst. 

Segala sesuatu yang diketahui tentang dunia sekarang dimediasi oleh semacam layar. Karenanya kita semakin tidak memiliki hubungan langsung dengan kenyataan. 

Alih-alih, semuanya dimediasi, dan semua mediasi itu menggunakan filter dan distorsi. Bagi banyak orang, dunia yang dimediasi ini telah menciptakan rasa realitas yang sangat terdistorsi. Ini tentu saja merusak kemampuan untuk berbagi informasi dalam narasi umum.

 Desain negara bangsa sejauh ini telah mengoptimalkan pertumbuhan ekonomi dan mengembangkan negara kesejahteraan. 

Dapat dipastikan keputusan independen yang dapat didelegasikan kepada badan yang lebih tinggi pastilah yang terbaik untuk menghadapi jenis tantangan yang dihadapi kehidupan kolektif di masa yad. Tantangan now dan lebih jauh ke depan tidak lagi seukuran negara bangsa. Lembaga tinggi dunialah yang harus menanganinya.


 Bagaimana melegitimasi badan supra nasional semacam itu sebagai masalah politik praktis, yang membuat negara bangsa rela melepaskan jenis-jenis kekuasaan yang diperlukan untuk membuat badan tsb.

 Tiga tantangan utama yang ada sekarang, yi perubahan iklim, pandemi Covid-19 dan konflik berdarah-darah Rusia Vs Ukraina di mandala Eropa sekarang. 

Dengan protokol Kyoto tahun 1997, banyak negara berdaulat menyetujui pengurangan emisi rumah kaca yang mengikat, tetapi AS tidak bergabung, dan China tidak diharuskan untuk melakukan pengurangan. 

Dalam perjanjian Paris, yang terjadi adalah kebalikannya, dimana semua negara masuk kedalam perjanjan, tetapi komitmen sepenuhnya adalah sukarela. 

Jadi situasi yang dihadapi sekarang, dimana negara secara tidak sukarela melakukan pengurangan emisi yang cukup, dan banyak yang bahkan tidak mencapai komitmennya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun