Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Tidak Bisa Tidak, Puan Maharanilah Capres PDIP 2024

16 Januari 2023   19:31 Diperbarui: 16 Januari 2023   19:42 982
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Teka-teki antara Puan atau Ganjar Capres PDIP 2024. Foto : sosok.grid.id

Awal 1996, rezim Orba mengendus Megawati bakal dicalonkan sebagai Presiden. Pada akhir 1995, beredar formulir di kalangan Fraksi PDI DPR RI untuk mencalonkan Megawati sebagai Presiden untuk SU MPR 1998. Prakarsa mencalonkan Megawati itu datang dari Wakil Ketua Komisi VI DPR dari Fraksi PDI, yi Aberson Marle Sihaloho.

Merespon itu, pemerintah memakai lagi Soerjadi untuk memimpin PDI setelah terpilih secara aklamasi pada Kongres V PDI di Medan pada Juni 1996. Sebulan kemudian Sekretariat DPP PDI yang dikuasai kubu Megawati diambil alih kubu Soerjadi dengan bantuan aparat keamanan hingga meletus Kuda Tuli 1996 atau Kerusuhan Sabtu Kelabu 27 Juli 1996.

Megawati bersikukuh melawan ketidakbenaran bernegara dan tetap memimpin PDI meski ada intervensi vulgar pemerintah. Maka ketika itu dikenal 2 kubu PDI yi kubu Soerjadi dan kubu Megawati. Ketika regime Orba tumbang oleh Gerakan Reformasi dan lengsernya Presiden Soeharto pada 20 Mei 1998 dan digantikan oleh Wakil Presiden BJ Habibie, tahun-tahun berikutnya adalah tahun-tahun exercise of power yang berat bagi negeri ini di tengah krismon yang sangat menyakitkan.

Pada Pemilu 1999 yang merupakan pemilu pertama era reformasi, PDI pimpinan Megawati yang telah berubah nama menjadi PDI Perjuangan memenangkan pemilu legislatif. Sayang, the road to power bagi Megawati untuk menjadi presiden terhambat dalam Sidang Umum MPR 1999 yang hanya menempatkannya sebagai Wakil Presiden dalam pemerintahan yang dipimpin oleh Presiden Abdurrahman Wahid.

Megawati meluncurkan buku "Bendera Sudah Saya Kibarkan" pada Nopember 1993 sebulan sebelum ia menyatakan dirinya sebagai Ketum PDI di tengah kekisruhan PDI lantaran politik pecahbelah regime yang berkuasa. Buku itu adalah simbol terbesar perlawanan tiada henti kaum nasionalis terhadap regime represif orba. Ia memastikan bahwa bendera itu takkan turun atau diturunkan lagi.

Mayoritas tunggal yang dipraktekkan regime Orba Soeharto selama 32 tahun, disamping sangat-sangat menjauh dari amanat konstitusi, juga telah membuat bangsa ini tenggelam dalam kubangan KKN yang berdampak political decay atau pembusukan politik luarbiasa. Bangsa ini really hanya dimiliki segelintir orang dalam oligarki KKN tsb.

Di tengah spekulasi siapa sih capres yang sudah dikantongi Megawati? Mudah saja. Kita langsung ke klimaksnya. Pertama Mega sudah berusia 76 tahun sekarang dan sudah melalui semuanya di masa regime represif Orba sebagaimana ringkasan terurai di atas, dan di dalam tubuh PDIP anak-anak ideologis belum terbangun secara utuh menyeluruh, maka anak biologis tetap harus dikedepankan dalam memimpin partai maupun memimpin bangsa. Kedua, destigmatisasi Soekarno baru seperempat jalan, tiga perempat sisanya untuk memulihkan nama besar itu sebagai guru besar bangsa adalah tugas utama anak biologis. Ketiga, sepanjang hayat masih dikandung badan, Mega akan terus melanjutkan menumbuhkembangkan PDIP selaku partai kader disamping menjaga aura Indonesia bersatu dalam kepemimpinan Puan Maharani Soekarno selaku anak biologis Soekarno. Keempat, suksesnya Puan di masa kepresidenannya nanti akan menentukan keberlanjutan estafet kepemimpinan bangsa dan negara melalui anak-anak ideologis penggantinya yang berarti itulah saatnya PDIP memastikan jati diri berikutnya sebagai bukan Partai Dinasti, melainkan partai kader yang menjunjung tinggi Pancasila dan keragaman dalam kesatuan Indonesia.

Lepas dari pernak-pernik lain yang tak perlu,  Puan Maharani Soekarnolah Capres 2024 itu didampingi Ganjar sebagai Cawapres. Poling yang silih berganti selama ini. Itu tak menghasilkan apapun, kecuali suara media dengan aneka analisis lucu yang terbaca oleh publik sebagai hiburan.

Begitu 8 bulan yad nama Puan disebut secara resmi oleh Mega, pada saat itu pula semua tokoh PDIP yang berkaliber nasional dan internasional seperti Jokowi maupun berkaliber daerah wajib tegak lurus mendukungnya agar tail coat effectnya berlipatganda dalam memastikan Puan Maharani terpilih sebagai Presiden Indonesia pada pilpres 2024 yad.

PDIP untuk selanjutnya adalah partai penerus PNI dalam format modern Indonesia Jaya 2045. Tatanan dunia baru ke depan ini akan menyongsong itu semua.

Joyogrand, Malang, Mon' Jan' 16, 2023.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun