Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Jokowi dan Ballad of a Thin Man

27 Januari 2022   15:51 Diperbarui: 27 Januari 2022   15:52 550
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Quiet morning, Jekyll Island, Driftwood Beach. Foto by Irina Dimulescu, Flickr.

Jokowi dan Ballad of a Thin Man

Bob Dylan adalah musisi nasty - dekade 60-80-an - dalam baladanya yang tak terhitung lagi apabila dibukukan. Dia memenangkan Nobel pada akhir 2016 yang tak langsung dihampirinya. Balada Dylan menurut lembaga Nobel sudah diuji dan layak beroleh Nobel kategori sastera. Dylan banyak berkisah tentang realita pada 3 dekade tsb dan banyak mengajarkan perlawanan terhadap arus yang tak menjadikan kita sebagai diri kita sendiri.

Dalam "Ballad of a Thin Man" atau Balada Manusia Ceking yang adalah salah satu lagu protes paling murni yang pernah dinyanyikan Dylan, disitu terbaca pandangan pedasnya terhadap media dan kaum borjuis, dengan segala minat, perhatian dan ketidakmampuan mereka untuk memahami Dylan dan karya musiknya.

Kita kutip sepenggal balada nasty dari Ballad of Thin Man ala Dylan berikut ini :

You have many contacts' Among the lumberjacks, To get you facts, When someone attacks your imagination, But nobody has any respect, Anyway they already expect you, To all give a check, To tax-deductible charity organizations, You've been with the professors, And they've all liked your looks, With great lawyers you have, Discussed lepers and crooks, You've been through all of, F. Scott Fitzgerald's books, You're very well read, It's well known; But something is happening here, And you don't know what it is, Do you, Mister Jones? (Anda memiliki banyak kontak di kalangan penebang pohon, Untuk membeber fakta ketika seseorang menyerang imajinasi Anda. Tapi tidak ada yang perduli; bagaimanapun mereka berharap Anda memberikan cek yang dipotong pajak kepada organisasi amal; Anda pernah bersama para professor; Dan mereka semua menyukai Anda; Anda telah membahas penderita kusta dan penjahat dengan pengacara yang hebat; Semua tahu Anda telah membaca dengan cermat semua buku F. Scott Fitzgerald; Tapi apa yang terjadi sekarang; Anda tidak tahu sama sekali persoalannya. Bukankah begitu Mr. Jones?).

Yang disebut sebagai Mr. Jones itu terus melakukan kesalahan dalam situasi aneh, dan semakin banyak pertanyaan yang dia ajukan, semakin tak masuk akal baginya portibi atau dunia ini. Boleh dikata Ballad of a Thin Man adalah salah satu penyelidikan Dylan yang paling gencar terhadap penyusup borjuis yang dangkal, malang, pemarah, penuh cibiran, dan berpakaian perlente tak jelas kedalam dunia katakanlah hipster yang dulu dihuni Dylan dan sekarang dihuni Jokowi.

Ballad of a Thin Man Dylan dari album Highway 61 Revisited yang direlease oleh Columbia pada 30 Agustus 1965 ini sepertinya bereinkarnasi dalam apa yang dihadapi Jokowi pada masanya. Ia adalah presiden Indonesia termuda dan terceking meski nggak ceking-ceking amat. Dia bukanlah The Thin Man. Yang jadi The Thin Man disini adalah mereka yang memagarinya sejak jadi presiden. Merekalah The Thin Man versi Indonesia.

Kepemimpinannya diawali di Solo, dan disitu sudah ada Bibit Walujo Gubernur Jateng yang tak bisa memahaminya ketika Jokowi membela hak warga Solo untuk tidak mengizinkan Gubernur Jateng itu mengeksekusi sebuah properti di perkotaan untuk diubah menjadi sesuatu yang bernilai ekonomi-kapitalis, karena faktor historis yang melekat erat di properti yang dibelanya itu.

Sukses sebagai Walkot Solo, Jokowi dipinang PDIP untuk nyagub di DKI Jakarta didampingi Ahok yang adalah salah satu kader Gerindra. Berhasil, tapi di tengah jalan DKI-1 ditinggalkannya buat Ahok, karena Jokowi sukses melenggang menjadi RI-1 lagi-lagi atas dukungan PDIP.

Periode pertama kepresidenannya terjadi gaduh nasional dengan Jokowi sebagai sasaran tidak langsung. Ahok yang divermak habis-habisan disini - seolah sasaran utama - oleh kapal perusak FPI dengan bermacam penumpang di dalamnya. Lagi-lagi The Thin Man mengeroyoknya.  

Perioda kedua Jokowi - setelah gaduh Gerindra dkk dalam Pilpres 2019 yang berujung damai dengan didudukkannya Prabowo sebagai Menhan -- diluar ilmu perdukunan timur muncul masa pandemi Covid-19 pada Maret 2020 sampai sekarang dan sepulang Rizieq dari tanah Arab perlahan-lahan peran FPI semakin menyusut. FPI bukan lagi Kapal Perusak dengan para penumpang gelap bagi Regime. Tapi bukan berarti The Thin Man otomatis menghilang dari peredaran. Tidak.

Kita melihat balada itu tetap membahana menyerang katakanlah hipster Jokowi. Orang berlomba tampil dan berlomba di depan publik mulai dari Rocky Gerung sampai Fadli Zon dan sebangsanya bahwa Jokowi ngaco. Tapi begitu ditelisik, mereka para thin man yang super dangkal ini akan ngeles dan ngeles begini begitu begono, lalu kembali ke smartphonenya. Andakah itu Mr. Jones. Iya pastilah. He He ..

IKN atau ibukota negara yang baru sudah dicanangkan sejak tahun 2021 dan setelah pandemi agak melandai Juli 2021 lalu, Jokowi pada awal 2022 ini mulai hectic dengan gagasan besarnya memindahkan ibukota negara dari Jakarta ke sebuah Kabupaten di Kalimantan Timur. Kembali orang berlomba bahwa Jokowi adalah pemimpi yang ngaco dan bikin bangkrut Indonesia. Buat apa ratusan trilyun rupiah dihamburkan untuk mewujudkan IKN yang adalah mimpi kosong Jokowi itu.

Sungguh sulit menjadi hipster itu wahai Mr. Presiden. Nggak di Amerika, nggak di Eropa, nggak di Jepang, apalagilah di Indonesia. Orang dengan berbagai kepentingan di luar kepentingan nasional menjadi begitu dangkal untuk dapat memahami visi seorang Jokowi Presiden termuda RI betapa Indonesia itu harus bangkit dengan setidaknya dimulai dari kalangan milenial sekarang. Tapi itu ternyata belum juga berbuah jelang kekuasaannya berakhir pada 2024 yad. Maka tak heran ia hanya punya beberapa sosok yang dapat memahaminya seperti isterinya sendiri tentu, Pak Luhut, Ibu Sri Mulyani dan segelintir lainnya dari sekian banyak menteri di kabinetnya. Yang milenial belum juga matang malah kebanyakan jadi The Thin Man yang serba dangkal.

Kembali kita kutip 2 bait terakhir Ballad of a Thin Man :

Now you see this one-eyed midget; Shouting the word "NOW"; And you say, "For what reason?"; And he says, "How?"; And you say, "What does this mean?"; And he screams back, "You're a cow; Give me some milk; Or else go home"; And you know something's happening; But you don't know what it is; Do you, Mister Jones?; Well, you walk into the room; Like a camel and then you frown; You put your eyes in your pocket; And your nose on the ground; There ought to be a law; Against you comin' around; You should be made; To wear earphones; 'Cause something is happening; And you don't know what it is; Do you, Mister Jones? (Sekarang Anda melihat cebol bermata satu ini; Meneriakkan kata "SEKARANG"; Dan Anda berkata, "Untuk alasan apa?"; Dan dia berkata, "Bagaimana?";Dan Anda berkata, "Apa artinya ini?"; Dan dia balas berteriak, "Kamu adalah seekor sapi; Beri aku susu; Atau pulanglah"; Dan kamu tahu sesuatu sedang terjadi; Tapi kamu tidak tahu apa itu, bukankah begitu Mr. Jones?; Nah, Anda masuk ke kamar seperti unta dan kemudian Anda mengerutkan kening; Anda memasukkan mata Anda kedalam saku; Dan meletakkan hidung Anda di tanah; Seharusnya ada peraturan yang melarang Anda datang; Anda seharusnya mengenakan earphone; bukankah begitu Mr. Jones?).

Ya betul. Sayalah Mr. Jones atau Mr. Kadroen atau The Thin Man yang mengerubuti anda itu. Dan selengkapnya mari kita dengarkan bersama Ballad of a Thin Man :


Joyogrand, Malang, Thu', Jan 27, 2022

Presiden Joko Widodo.  Karya mosaik Gad Eko Hendro H. Flickr.
Presiden Joko Widodo.  Karya mosaik Gad Eko Hendro H. Flickr.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun