Mohon tunggu...
Funk_ane
Funk_ane Mohon Tunggu... Administrasi - penyendiri

Diam di sudut ruangan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Keluargaku adalah Surgaku "My Family is My Heaven"

25 November 2018   14:16 Diperbarui: 25 November 2018   14:21 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mungkin memang benar kehidupan orang-orang di luar sana sangat beruntung atau nyaman. Namun Aku tidak tertarik berlari ke sana, karena seburuk apapun keluargaku tidak ada yang lebih baik dari apa yang sudah Tuhan berikan padaku.

Kami merasa kesulitan, namun di antara kesulitan itulah Tuhan menyelipkan kebahagiaan yang begitu indah. Kita tidak bisa numpang bahagia pada orang lain,atau merebut kebahagiaan orang lain, karena Tuhan telah menganugrahi kehidupan setiap hambanya  dengan cara berbeda. 

Sukuri dan jaga apa yang telah Kita miliki, karena walaupun Kita mencari sampai ke ujung Dunia, pada akhirnya Kita akan menyadari apa yang telah lama Kita miliki lebih berharga di bandingkan mengejar semua harapan yang belum pasti.

Karna itu setelah selesai SMA Aku tidak melihat apapun lagi, kecuali melihat ke arah keluargaku. Kedua orang tuaku dan saudaraku. Aku sangat mencintai mereka hingga apapun yang Aku lakukan, apapun yang Aku harapkan tak lepas dari kebaikan mereka.

Jika Aku merasa ada yang kurang, maka akan Ku cari cara untuk membuatnya lebih. Ku lakukan banyak hal untuk bisa memenuhi keinginanku agar bisa melihat mereka bahagia, dan mencoba agar terus bisa melengkapi mereka. Aku bekerja keras, terus berusaha agar bisa menjadi seorang pemberi bagi orang-orang yang Aku sayangi.

Dan walaupun sederhana, perlahan Aku berhasil melakukannya. tahun demi tahun berlalu. Sampai Aku tidak sadar Aku mungkin telah keluar dari apa yang telah Aku rencanakan sebelumnya, Aku menuntut banyak hal, mendesak Adik-adikku untuk bisa menjadi lebih baik lagi, tanpa Ku beri kesempatan mereka tau kenapa mereka harus melakukannya.

Aku merasa peduli hingga merasa hawatir tentang banyak hal, karenanya Aku membuat aturan demi aturan berniat untuk kebaikan mereka walau dalam hatiku Aku merasa menjadi egois dan mungkin sudah berlebihan, Aku merasa buruk dan kadang berpikir Akulah ancaman mereka bahagia, Sampai Aku tidak bisa memungkiri perasaan benci pada diri sendiri. Walau begitu Aku tetap saja tidak bisa membiarkan mereka berjalan di jalan yang salah, yang sudah Aku hapal di mana akhirnya.

Jadi seperti inilah perasaan orang dewasa,  sulit untuk di jelaskan...! Tidak suka bukan berarti kamu tidak melakukannya, dan kadang walaupun melakukannya belum tentu itu karena suka. Dan Aku merasa bersalah karna telah banyak menyalahkan orang tuaku atau orang dewasa lainnya atas semuahal yang tidak berjalan baik.

Mereka sudah banyak bekerja keras namun tetap di salahkan, jarang di hargai, walaupun begitu mereka tidak berhenti karena ada yang jauh lebih penting dari semua itu yaitu orang-orang yang mereka sayangi.

Benar, itu kalian...!

Jadi terserah kalian ingin membenci atau menyukai. Karena Aku yakin suatu hari nanti ketika kalian telah menjadi dewasa, kalian akan mengerti kenapa orang-orang dewasa bersikap seperti itu padamu, cerewet, menyebalkan, atau melalaikan. Karana ada sesuatu hal yang lebih penting yang ingin di kejar untuk kebaikanmu di kemudian hari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun