Ternyata belajar sejarah dengan melakukan perjalanan seperti ini membuatku senang karena belajar sambil jalan-jalan. Tentu saja, aku membaca buku tentang tokoh-tokoh dan tempat bersejarah yang mau kuceritakan di bukuku ini. Membaca buku sejarah, terus melakukan perjalanan, kemudian menuliskannya sebagai buku membuat kita lebih meneladani jasa-jasa para pahlawan. Salah satunya kita mengisi kemerdekaan dengan belajar tekun, suka menabung, dan membantu orang lain. Teman-temanku semoga suka membaca bukuku tentang pahlawan ini.
*
Seluruh potensi kreativitas petualangan Eci diarahkan untuk memahami dan memahirkan memfasihkan tentang sejarah, inspirasi, dan nilai-nilai keteladanan, bukan sekadar hafalan, atau seremonial pelajaran. Belajar tanpa merasa beban dan tersiksa. Ini merupakan alat bantu cerdas mendarah dagingkan sejarah.
Petualangan adalah perjalanan yang memberi ruang bertemu banyak hal-hal tidak terduga, informasi eksklusif dan mengejutkan dan memukau dan menambah wawasan pengalaman. Petualangan terutama memasuki wilayah masa lalu. Ini menjadi tantangan dan penuh greget. Mengeksplor masa lalu untuk dihubungkan dengan realitas terkini. Ada dua fasilitas menerobos masa lalu untuk memanen informasi dan inspirasi bergelora yang menjadi sebuah wouw efek untuk diberi sajikan bagi pembaca.
Fasilitas pertama, melakukan perjalanan ke objek-objek yang menyimpan informasi dan 'kejutan'. Fasilitas kedua, merantau ke masa silam, menggunakan mesin pencari google (ini fasilitas kids zaman now, zamannya Eci dan teman-teman sebayanya), melalui riset perpustakaan, dan mewawancarai narasumber mampu menumbuhkan kekuatan narasi dan kehebatan isi informasi bagi pembaca.
Petualangan menjadi penuh daya tarik bagi pelajar, dan hasilnya berdampak manfaat optimal bagi pembaca sebaya dan masyarakat umum. Mereka menemukan hal-hal mengejutkan dan membagi hal-hal mengejutkan itu kepada masyarakat dan ini memenuhi defenisi ideal literasi.
*
Buku Eci ini dipersiapkan dengan serius bukan hanya dimensi isi melainkan juga dimensi fisik buku, termasuk lay out dan tampilan sampul. Buku yang ditulis oleh si gadis kecil Eci ini bertambah menarik karena didukung gambar full colour. Gambar-gambar itu memudahkan pembaca mengikuti cerita petualangan si gadis kecil. Cerita yang dituturkan dalam bahasa anak-anak membuat buku ini pas bagi anak-anak dan perlu dibaca oleh orang dewasa.
Berpetualang dan menuliskannya, Eci mengalami proses kecerdasan literasi yang benar: mau dan berani mengumpulkan informasi, memilah, memilih, mengelola, dan memberi manfaat.
Di era teknologi digital ini kegiatan menulis buku ada 2 tipe. Pertama, sebagai proses menuju menjadi orang besar. Kedua, karena sudah menjadi orang besar. Kedua-duanya memiliki persamaan, mereka menginspirasi dan memberi manfaat bagi banyak orang.
Ketika anak SD sudah menulis buku itu adalah bagian proses menjadi orang besar. Menulis dengan riang gembira melatih kemampuan mengeluarkan gagasan dan mengembangkan wawasan. Dia melatih dirinya sendiri dan pada saat yang bersamaan dapat menginspirasi pembaca.
