Duapuluh satu orang anak muda generasi X dan Y berusaha mengisahkan, melukiskan, mendeskripsikan, menafsir, menyampaikan pandangan mereka mengenai PAGAR PIRING, dari makna yang sederhana hingga secara panjang lebar mengupas piring, bahkan dengan melihat dengan ‘hati’ hingga terjelaskan terang benderang makna berpagar piring. Mulai dari tulisan yang 154 kata sampai 4.600-an kata. Mereka membagi persepsi, pemahaman, pemikiran, menyebarkan ‘makna’.
Mengevokasi dan bahkan memprovokasi anak-anak muda untuk menulis buku sejujurnya dipicu dan dipacu oleh mekanisme yang membentuk jati diri Mangunwijaya. Pribadi Mangunwijaya dibentuk oleh beraneka ‘pencerahan’ yang diraih dari berbagai pengalaman. Mangunwijaya memperoleh pendidikan dari ayah dan ibunya, dari keluarga besarnya, dari berbagai warna lingkungan (termasuk masa perang), dari guru belandanya, dari bersekolah di Jerman, dari tokoh-tokoh idolanya, dari buku-buku yang dibacanya, serta dari artikel dan buku-buku yang ditulisnya.
Untuk ‘merebut’ cahaya inspirasi hebat dari Mangunwijaya, Generasi Muda Penggemar Romo Mangun (GMPRM) pun menerbitkan Buku Rumah Mangun Berpagar Piring. Seperti kata bijak, “You are what you read!” Beritahu saya, buku apa yang Anda baca. Maka saya akan tahu Anda siapa. Apabila Anda nanti membaca buku Rumah Mangun Berpagar Piring, maka saya tahu Anda adalah pribadi berpagar piring, Anda orang baik. Salam hangat.
***
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI