Mohon tunggu...
Parfi Khadiyanto
Parfi Khadiyanto Mohon Tunggu... Dosen - pecinta lingkungan hidup dan arsitektur perkotaan

tinggal di semarang

Selanjutnya

Tutup

Politik

Belajar dari Peristiwa Pilpres 2024

3 Mei 2024   18:32 Diperbarui: 3 Mei 2024   18:35 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ini murni pendapat saya, mungkin berbeda dengan para pengamat politik yang kompeten, saya katakan kompeten karena kebanyaka pengamat politik adalah orang-orang yang sudah punya jam terbang tinggi tentang kondisi perpolitikan di Indonesia

Saya mulai tertarik untuk berfikir dan berkomentar tentang pilpres yaitu setelah saya lihat mulai ada gejala maraknya video dan berita yang mencul di media sosial, yang saya rasakan kurang adanya kontrol, sembarang tulisan atau berita meski tanpa data yang benar bisa dengan mudah tampil di depan umum, termasuk tulisan saya ini, hanya sekedar opini, mungkin faktanya hanya saya ketahui sedikit saja, tapi saya bisa dan berani melakukan analisis, aneh kan..!?

Tapi itulah perubahan jaman, konon perilaku itu merupakan fungsi dari waktu dan teknologi, maksudnya, perilaku dipengaruhi oleh waktu dan teknologi

Waktu, akan mempengaruhi perilaku, sebab dengan perubahan waktu, semakin hari semua manusia pasti akan menjadi lebih tua, dengan perubahan waktu akan memiliki tambahan pengalaman, harusnya lebih bijak, tapi bisa jadi kebalikannya, lebih kasar, lebih otoriter, lebih arogan

Demikian pula dengan teknologi, berubahnya waktu maka teknologi harusnya akan lebih maju, lebih mudah, lebih simpel, maka teknologi dan waktu akan merubah perilaku

Nah hubungannya dengan pilpres, menurut saya partai peserta pilpres yang baik adalah Gerindra dan PKB, kenapa..? karena hanya dua partai itu saja yang bisa dan berani mencalonkan ketua partainya untuk maju ke pilpres

Lalu yang agak lumayan adalah PDIP, meski bukan ketua partai yang menjadi calon, tetapi Ganjar Pranowo adalah orang PDIP

Yang sangat mengherankan, pasangan calon nomor urut 1, kenapa yang menjadi calon presiden justru bukan orang partai, dan si tokoh partai hanya berperan sebagai calon wakil presiden. Untuk pasangan calon nomor urut 2 itu yang paling konsisten, calon presidennya adalah ketua partai, dan pasangan calon nomor urut 3, meski bukan ketua partai yang dicalonkan, tetapi cukup lumayanlah bahwa calonnya adalah benar-benar dari orang partai

Rasanya sudah saatnya negara ini membangun sistem kepartaian yang benar-benar bisa menjadikan partai-partai politik itu tambah dewasa, bahwa pengkaderan di partai harus berjalan dengan baik, orang partai harus bisa memunculkan orangnya, sukur-sukur para elitnya bisa tampil untuk bertarung ke kancah pilpres yang sangat prestis ini

Mudah-mudah lima tahun mendatang akan muncul tokoh-tokoh partai yang akan jadi capres, bukan cuman sekedar orang yang populer saja, termasuk para calon anggota legislatifnya mestinya juga orang partai, bukan sekedar orang populer atau para orang kaya saja

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun