Mohon tunggu...
Ishak Pardosi
Ishak Pardosi Mohon Tunggu... Editor - Spesialis nulis biografi, buku, rilis pers, dan media monitoring

Spesialis nulis biografi, rilis pers, buku, dan media monitoring (Mobile: 0813 8637 6699)

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Ahok Masuk PDIP, Jurus Pamungkas Jokowi Dongkrak Elektabilitas

8 Februari 2019   19:21 Diperbarui: 8 Februari 2019   19:41 679
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ahok saat mengenakan jaket PDIP (ilustrasi/Kompas.com)

PDIP membuat kejutan. Yakni menerima Ahok sebagai kadernya tak lama setelah bebas dari hukuman penjara atas kasus penistaan agama. Ahok, seperti diberitakan berbagai media massa, resmi didaulat sebagai kader banteng saat mendatangi kantor DPD Bali, Jumat (8/2/2019).

Di sana, ia diterima kader PDIP seperti Wagub Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati, Dewan Pertimbangan PDIP Bali I Nyoman Adi Wiryatama, dan Sekretaris PDIP Bali I Gusti Ngurah Jaya Negara, dan Ketua DPD PDIP DKI Jakarta Adi Wijaya (Aming).

Disebut kejutan, karena PDIP mau menampung Ahok yang terlanjur dicap sebagai penista agama meskipun telah menebus kesalahannya itu. Itu berarti, faktor Ahok di PDIP sangat mungkin mempengaruhi elektabilitas Jokowi yang saat ini saja belum terlalu jauh dibandingkan Prabowo. Tetapi di sisi lain, kehadiran Ahok di PDIP juga menjadi amunisi baru untuk mendongkrak elektabilitas Jokowi.

Jika dicermati dari aspek untung-rugi masuknya Ahok ke PDIP, keuntungan yang bakal diperoleh adalah mengumpulkan pemilih mengambang akibat ditunjuknya Ma'ruf Amin sebagai cawapres Jokowi. Sebagaimana diketahui, penunjukan Ma'ruf sebagai cawapres sempat menimbulkan keraguan di kalangan fans Ahok.

Penyebabnya tak lain karena Ma'ruf adalah sosok yang memiliki peran kenapa Ahok akhirnya divonis hukuman penjara. Saat masih menjabat Ketua MUI, Ma'ruf menandatangani fatwa MUI bahwa Ahok telah menista agama.

Sehingga bisa disimpulkan bahwa masuknya Ahok ke PDIP merupakan strategi untuk mengumpulkan kembali loyalis Ahok yang sebelumnya memilih golput. Strategi ini harus diakui cukup ampuh, sekali lagi, bila memperhatikan elektabilitas Jokowi saat ini yang masih belum dalam posisi aman.

Dengan sisa waktu dua bulan sebelum pencoblosan, kehadiran Ahok boleh dikatakan sebagai jurus pamungkas Jokowi untuk mendongkrak elektabilitasnya.

Namun bila dicermati dari sudut pandang lain, terbuka peluang bagi kubu Prabowo-Sandi untuk menyerang sekaligus mendongkrak elektabilitas dengan menggunakan isu Ahok. Akan ada pengulangan demi pengulangan bagaimana Ahok saat menista agama yang bertujuan mengumpulkan simpati dari kalangan akar rumput.

Tetapi apapun itu, Jokowi dan PDIP tampaknya sudah bulat meminang Ahok dengan risiko apapun. Boleh saja Ahok akan berubah menjadi bumerang bagi Jokowi, tetapi di saat bersamaan bisa juga berperan sebagai pengumpul massa yang sempat berpencar.

Menerima Ahok sebagai kader PDIP sudah pasti melalui pertimbangan yang sangat matang. Ahok diharapkan menjadi 'penyelamat' bagi Jokowi. Itulah mengapa masuknya Ahok ke PDIP merupakan jurus pamungkas bagi Jokowi untuk meraih kemenangan yang kedua kalinya.

Menurut Anda?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun