Mohon tunggu...
Ishak Pardosi
Ishak Pardosi Mohon Tunggu... Editor - Spesialis nulis biografi, buku, rilis pers, dan media monitoring

Spesialis nulis biografi, rilis pers, buku, dan media monitoring (Mobile: 0813 8637 6699)

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Prabowo Sewa Konsultan Rusia, Jokowi Sudah Tepat Bermain Perang Terbuka

3 Februari 2019   23:58 Diperbarui: 4 Februari 2019   00:03 438
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Sudah terlalu sering Jokowi disebut antek asing dengan berbagai macam tuduhan. Sejak menjadi Presiden pada 2014 lalu, Jokowi pun tetap sabar menghadapi tudingan miring itu. Namun di masa kampanye seperti ini, tuduhan itu harus dihentikan. Bukan apa-apa, tuduhan negatif itu kalau terus diulang-ulang, malah membuat publik percaya atau setidaknya menjadi ragu-ragu. Padahal yang terjadi justru kebalikannya.

Tak cukup hanya melalui tim suksesnya, Jokowi bahkan turun langsung mengklarifikasi tuduhan yang dialamatkan kepadanya. Strategi 'perang terbuka' yang diperagakan Jokowi harus diakui merupakan trik yang sangat tepat. Menghalau informasi liar seperti antek asing, keturunan PKI, dan isu negatif lainnya tidak lagi cukup bila hanya mengandalkan tim sukses. Jokowi wajib turun tangan dan langsung menabuh genderang perang.

Tujuannya jelas, agar masyarakat tidak lagi ragu-ragu terhadap Jokowi. Salah satu bukti bahwa Jokowi sedang bermain perang terbuka adalah dengan menyebutkan adanya konsultan politik asal Rusia yang saat ini bertugas mengemas propaganda politik Prabowo-Sandi. Jokowi bahkan berani membongkar metode konsultan politik Rusia yakni dengan menyemburkan informasi hoaks sebanyak-banyaknya dengan harapan agar publik menjadi ragu-ragu.

Jokowi membongkar hal itu lantaran sering dituduh sebagai antek asing. Padahal yang terjadi saat ini justru kubu Prabowo-lah yang menggunakan jasa konsultan politik asing. Tak bisa disangkal, konsultan politik asal Rusia yang disebut-sebut juga menangani kemenangan Donald Trump pada Pilpres AS itu memang harus diwaspadai. Sehingga sekali lagi, Jokowi mau tidak mau harus ikut turun tangan secara langsung menghadapi serangan negatif kepadanya.

Dalam kaitan antek asing itu pulalah, Jokowi dalam berbagai kesempatan selalu mengingatkan pencapaiannya selama empat tahun terakhir, terutama merebut kekayaan sumber daya alam dari tangan asing. Ada tiga contoh yang diungkap Jokowi sebagai bukti bahwa ia bukanlah antek asing, tetapi justru berupaya sekuat tenaga mengurangi dominasi asing.

Gebrakan pertama Jokowi itu terlihat ketika merebut Blok Mahakam, ladang migas yang terdapat di Kalimantan Timur pada 2015 lalu. Blok migas yang sebelumnya dikelola Total, perusahaan asal Prancis itu kemudian direbut dan diserahkan kepada Pertamina.

Selanjutnya, Jokowi juga sukses merebut Blok Rokan, blok migas yang terdapat di Riau. Blok migas itu direbut dari tangan perusahaan asal AS, Chevron dan kemudian diserahkan kepada Pertamina.

Terakhir, dan ini paling sulit, adalah merebut tambang emas Freeport dari tangan Amerika. Dengan perjuangan penuh liku, saham mayoritas Freeport kini sudah di tangan pemerintah Indonesia dan juga telah diserahkan pengelolaannya kepada Inalum.

Ketiga bukti itu sudah nyata dan bukan lagi wacana. Jokowi selama empat tahun memimpin telah membuktikan bahwa ia sangat cinta NKRI, bukan antek asing seperti yang dituduhkan kepadanya.

Sehingga keterlaluan kalau masih menuduh Jokowi antek asing. Jika masih ada pekerjaan yang belum rampung, hal itu sangatlah wajar mengingat Jokowi baru memimpin selama empat tahun. Namun yang perlu dicatat adalah bahwa Jokowi bukanlah antek asing.

Begitu juga dengan isu keturunan PKI. Jokowi dalam banyak kesempatan selalu meluruskan bahwa ia bukanlah keturunan PKI. Jokowi selalu mengingatkan bahwa saat PKI dibubarkan, ia masih berumur balita sehingga tidak mungkin ada PKI yang berusia balita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun