Mohon tunggu...
Ishak Pardosi
Ishak Pardosi Mohon Tunggu... Editor - Spesialis nulis biografi, buku, rilis pers, dan media monitoring

Spesialis nulis biografi, rilis pers, buku, dan media monitoring (Mobile: 0813 8637 6699)

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Mitos Angka Sial 13 dan Ambisi Sejarah Thomas Muller

14 Juni 2018   02:30 Diperbarui: 14 Juni 2018   02:35 907
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Thomas Muller (Foto: FIFA)

Piala Dunia 2018 menjadi pertaruhan paling penting dan genting dalam karir sepakbola Thomas Muller. Disebut penting karena pemain bernomor punggung 13, ini berpeluang memecahkan rekor sebagai pencetak gol terbanyak di Piala Dunia. Tetapi juga genting karena ada kemungkinan Muller akan pensiun setelah menyelesaikan laga di Rusia. Jika ia gagal, pencetak gol terbanyak sepanjang sejarah Piala Dunia akan tetap digenggam Miroslav Klose, senior Muller yang telah pensiun setelah memenangi Piala Dunia 2014 di Brasil.

Muller yang kini telah berusia 28 tahun sebetulnya sudah menyumbang 10 gol yang masing-masing dikemas 5 gol saat berlaga di Piala Dunia 2010 dan Piala Dunia 2014. Itu berarti ia masih harus mengejar 6 gol lagi untuk bisa menyamai rekor Klose dengan koleksi 16 gol. Klose sendiri sukses mencatatkan rekor itu pada Piala Dunia 2014 setelah melampaui perolehan 15 gol yang dikoleksi Ronaldo, pemain asal Brasil.

Beruntungnya, Timnas Jerman pada fase penyisihan di atas kertas tidak menemui lawan yang cukup sebanding dengan ketangguhan Muller Cs. Di Grup F, Jerman "hanya" akan berhadapan dengan Timnas Meksiko, Swedia, dan Korea Selatan. Bukan bermaksud meremehkan, tetapi sejauh ini Jerman masih unggul di atas ketiga negara itu. Bila Muller mampu melesakkan masing-masing 2 gol saja saat berhadapan dengan ketiga negara tersebut, prestasi Klose setidaknya sudah bisa diimbangi.

Julukan "Der Panzer" yang selama ini melekat kepada Timnas Jerman semakin memberikan jalan mulus bagi Muller untuk mengejar ambisi sejarahnya. Mesin Timnas Jerman yang dicap lambat memanas sehingga cocok bermain dalam sistem kompetisi kian mendekatkan Muller untuk terus mengumpulkan pundi-pundi golnya setelah lolos dari fase penyisihan. 

Muller bakal tampil lebih percaya diri ketika sudah mampu menembus fase penyisihan grup yang membuat naluri serta ketepatan memasukkan bola ke gawang lawan tentu saja semakin tajam.

Mematahkan Mitos Angka Sial 13

Jerman di Piala Dunia 2014 (Foto: Kompas.com)
Jerman di Piala Dunia 2014 (Foto: Kompas.com)
Sudah rahasia umum jika angka 13 diyakini sebagai angka pembawa sial. Konon, angka 13 itu berawal dari sejarah perjamuan terakhir Yesus bersama keduabelas muridnya. Saat itu, murid terakhir yang bergabung ke perjamuan itu adalah Yudas Iskariot, murid yang pada akhirnya mengkhianati Yesus. Dari sanalah angka 13 disebut-sebut sebagai pembawa sial.

Bahkan, di Jerman sendiri angka 13 juga diyakini sebagai angka sial. Berbagai informasi menyebutkan, maskapai penerbangan di Jerman bahkan tidak memiliki nomor bangku 13 di pesawatnya. Begitu juga dengan kamar hotel maupun lantai gedung yang mayoritas menghindari nomor 13. Di Indonesia juga begitu, yang kerap ditambahkan angka "A" di belakang nomor 13. Misalnya, gedung berlantai 13A guna menghilangkan kesan "sial" di balik angka itu.

Mungkin karena dianggap sial, Timnas Jerman kemungkinan menyeleksi juga pemain yang boleh mengenakan nomor punggung 13. Di jajaran pemain Jerman, setidaknya tiga senior Muller pernah memakai "nomor sial" itu. Tetapi uniknya, nomor punggung 13 itu selalu memberikan berkah tersendiri.

Dimulai Gerd Muller, penyerang Jerman yang justru membawa Tim Panser menjadi juara Piala Dunia tahun 1974. Prestasi cemerlang Gerd Muller kemudian dilanjutkan Karl-Heinze Riedle, pemain Jerman yang ikut mengantarkan Jerman sebagai kampiun di Piala Dunia 1990.

Michael Ballack kemudian meneruskan tradisi itu meski hanya mampu menyabet gelar juara dua alias runner up di Piala Dunia 2002 saat dikalahkan Brasil di partai final. Kala itu, Ballack sebetulnya tidak bermain di partai pemuncak lantaran kena hukuman akumulasi kartu kuning di babak semifinal. Sedangkan pada Piala Dunia 2006 yang berlangsung di Jerman, Ballack juga sukses mengantarkan timnas Jerman hingga ke babak semifinal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun