Mohon tunggu...
khusni mustaqim
khusni mustaqim Mohon Tunggu... -

ketika semua orang berpikir tentang putih maka aku berusaha untuk berpikir tentang hitam,, ketika semua orang berpikir tentang kebaikan maka aku akan berusaha berpikir tentang keburukan,,

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Betapa Kecil

24 Oktober 2009   03:25 Diperbarui: 26 Juni 2015   19:33 333
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Dia lama tinggal di istana itu. Tempat dimana segala apa yang dia inginkan dapat diraihnya dengan mudah. Bukan surga, tidak. Dia tetap harus berusaha dan bekerja mendapatkan apa yang dia inginkan tetapi pasti dia selalu dapat meraih apa yang dia inginkan.

Dia hidup dikelilingi manusia-manusia baik. Dimana tutur katanya sopan, berbicara dengan kata-kata yang baik, pekerja keras tanpa pamrih, baik dalam bertindak dan berbuat. Baginya hidup tidaklah sesusah apa yang sering digambarkan oleh layar kaca. Maka dirinya pun heran mengapa Indonesia bisa terpuruk jika warganya seperti apa yang dia lihat.

Dirinya heran ketika negara Maritimnya dikatakan miskin dan terbelakang ketika dia melihat orang-orang kaya bertaburan dan teknologi maju kian pesat di negeri ini. Dirinya sungguh heran lagi ketika negara yang konon katanya agraris ini penuh orang bodoh disaat orang disekelilingnya penuh dengan para pekerja keras dan orang-orang cerdas berpikiran maju.

Dia melangkah kebelakang, dan melihat pemandangan secara lebih menyeluruh. Ternyata apa yang dia lihat selama ini hanyalah sebuah bintik dari torehan kuas di atas kanvas dengan penuh warna. Dia tidak melihat bahwa selama ini banyak warna lain dalam kanvas tersebut. Penuh dengan warna-warni, dan dunia yang dia lihat selama ini hanyalah bintik butih dari bintang yang tertutup oleh langit mendung. Sungguh bintik putih itu tidak lebih lebar dari tanda tangan pelukisnya.

Dia melihat disekitarnya, dan sia melihat jenis lain dari manusia yang kurang ahli dalam memahami ilmu dan mereka lebih besar daripada bintik putih itu. Dia melihat agak kebelakang lagi dan dia melihat manusia lain yang hidup dengan uang kurang dari sepuluh ribu dalam sehari dan itu lebih dari separuh. Dan dia melihat lebih luas lagi dan dia melihat lebih banyak lagi hal-hal yang selama ini sering dibicarakan orang.

Sungguh ternyata lukisan itu sungguh suram. Kegelapan malam mendung dengan hanya sedikit cahaya tersisa. Maka kini dia paham mengapa tanah airnya itu perlu diratapi. Dan kini dia menyadari bahwa dia harus membuka mata lebih lebar untuk melihat semuanya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun