Mohon tunggu...
Eddy Soejanto
Eddy Soejanto Mohon Tunggu... lainnya -

suka mengupaskan, suka menyajikan, dan suka mempersilahkan Anda menikmatinya

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Maaf, Guru Bukan Dibodohi, Dipinteri Malah

30 September 2012   00:46 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:29 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13489658851078998219

Ketimbang menulis komentar panjang di artikel Pak Johan Wahyudi, dalam http://edukasi.kompasiana.com/2012/09/30/mau-maunya-guru-dibodohin/ kutuliskan saja di sini. Tapi, judul yang saya tuliskan itu jelas terpengaruh oleh bahasa Jawa, dan itu yang hendak dikupas, seadanya. Akan berbahasa apapun Anda, tapi dahulukan rasa (dari pakar). Ini sangat merasuk di kultur Jawa, sehingga ada semacam kasta dalam berbahasa, dinamakan 'ngoko', 'krama', 'krama inggil'. Termasuk urusan kata bodoh atau pinter. Kalau ada orang yang berpendidikan, tertipu, maka bukannya dia dibodohi tetapi dipinteri. Artinya, kepinterannya masih kalah, walaupun sebenarnya kalah dalam perilaku buruk seharusnya malah disyukuri. Apakah ini terkait dengan benar salah? Tidak juga, tetapi menyangkut rasa bahasa, iya. Sedangkan kejadian seperti di foto ini, memang efektif, tapi jelas tidak efisien, masak pohon segede itu perlu dirobohkan oleh empat orang yang sehat dan kuat. Saya dibodohi mereka atau mereka saya pinteri sih?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun