Mohon tunggu...
Pann D. Ryuki
Pann D. Ryuki Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Mahasiswa Universitas Tribhuwana Tunggadewi, Malang

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kenangan Indah Masa Itu

22 Agustus 2019   18:10 Diperbarui: 22 Agustus 2019   18:13 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

17 agustus 2016 adalah hari dimana aku bertemu dengannya. Gadis berambut lurus sebahu, pipi chuby dan mata cokelat yang membuatnya tampak cantik. 

Hari itu kami sedang mengikuti kegiatan tahunan yaitu upacara bendera 17 agustus-an dan dia berdiri persis disampingku. Aku tak mengenalnya, dia adalah junior di sekolahku dan aku sudah kelas 12 waktu itu.

Aku Panji, remaja 17 tahun dengan tinggi 165 cm. Tak ada yang spesial dalam diriku, masih sama seperti remaja SMA pada umumnya. Nakal, maisih suka bermain tanpa ada sedikitpun memikirkan masalah yang sering kali para orang tua alami. 

Aku anak yang pendiam, namun mudah bergaul, perawakan pas-pasan namun tak sedikit pula kaum hawa yang memiliki perasaan padaku yang mungkin dikarenakan sifatku yamg humoris. 

Aneh memang, tapi itulah aku, laki-laki yang untuk pertama kalinya menyukai seorang gadis. Gadis yang kukenal tanpa sengaja saat upacara bendera. Dia Devani, Devani Chaini Meliani bisa dibilang dia adalah cinta pertamaku di SMA. Dia yang pertama kalinya yang bisa membuatku mengerti apa itu cinta.

Aku jatuh cinta padanya sejak pandangan pertama. Entah kenapa, aku merasa tak asing dengan kehadirannya. Aku mencoba untuk berteman dengannya saat itu, aku ingin mengenalnya lebih jauh.

Perasaanku kian tumbuh sejalan dengan berjalannya waktu. Kami begitu akrab, banyak hal kami lewati bersama, hal yang aku sukai,ternyata dia menyukainya juga. Devani adalah teman sekaligus sahabat terbaik yang pernah kutemui. Aku menyukainya...sangat menyukainya.

Di suatu hari, tepatnya 20 oktober adalah hari dimana aku berulang tahun. Devani tahu akan hari ulang tahunku. Aku berharap dia mengingatnya. Tetapi hari itu aku tak menemuinya di Sekolah sedari pagi hingga pulang. Perpustakaan yang setiap hari dia datangi pun aku tak menemukannya disana. 

Aku pergi ke kelasnya, namun tetap nihil. Lelah mencari aku memutuskan untuk tak lagi mengharapkan kata happy birthday keluar dari bibirnya yang manis ketika dia tersenyum. 

Aku berjalan menuju parkiran, mengambil motorku yang terparkir disana dengan perasaan campur aduk. Namun alangkah terkejutnya aku ketika mataku melirik pada sesosok manusia yang kurindukan sehari itu muncul dari balik pagar dengan senyuman manisnya serta sebuah kue ulang tahun yang berada ditangannya yang mungil. Aku ikut tersenyum, tak tahu harus mengatakan apa, aku senang, aku bahagia dia mengingat hari ulamg tahunku.

Semenjak hari itu aku semakin mantap dengan perasaanku pada Devani. Terlintas dipikiranku untuk mengungkapkan semua perasaanku yang selama ini aku pendam padanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun