Mohon tunggu...
PANISRIA SANPUTRI AMAZIHONO
PANISRIA SANPUTRI AMAZIHONO Mohon Tunggu... UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

Nama saya Panisria Sanputri Amazihono. Saya mahasiswa semester 3 dari Universitas Pendidikan Ganesha. Asal saya dari Nias, Provinsi sumatera Utara. Salam kenal buat kita semua.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Tri Hita Karana Sebagai Jembatan Antara Kebahagiaan Spiritual dan Kesejahteraan Sosial

9 September 2025   13:46 Diperbarui: 9 September 2025   13:51 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Tri Hita Karana adalah filosofi hidup masyarakat Bali yang berarti "tiga penyebab kebahagiaan", yaitu keharmonisan menjaga hubungan dengan Tuhan (Parahyangan), sesama manusia (Pawongan), dan alam (Palemahan). Nilai ini sudah lama menjadi dasar kehidupan masyarakat Bali, membentuk budaya yang sarat dengan keseimbangan dan keselarasan, serta terasa semakin relevan di tengah tantangan modern, seperti stres, kesenjangan sosial, dan kerusakan lingkungan. Intinya, kebahagiaan sejati bukan hanya soal materi yang di ukur dari harta dan jabatan, tetapi juga tentang kedamaian batin, keharmonisan sosial, dan kepedulian terhadap alam.

Dimensi pertama adalah Parahyangan, yaitu hubungan manusia dengan Tuhan. Parahyangan menekankan pentingnya spiritualitas dalam kehidupan. Melalui doa, sembahyang, atau meditasi, seseorang bisa merasakan ketenangan, rasa syukur, dan makna hidup yang lebih dalam. Dimensi kedua adalah Pawongan, yang merujuk pada hubungan harmonis antar manusia. Pawongan mengajarkan bahwa kesejahteraan sosial hanya dapat tercapai bila masyarakat saling peduli, menghargai, dan bekerja sama. Dalam praktiknya, masyarakat Bali mengenal sistem banjar, yakni kelompok sosial yang mengatur berbagai kegiatan bersama mulai dari upacara adat, musyawarah desa, hingga gotong royong. Kebersamaan ini menumbuhkan rasa solidaritas, memperkuat ikatan sosial, serta membantu masyarakat menghadapi berbagai tantangan. Dengan Pawongan, kesejahteraan bukan hanya dimaknai sebagai kecukupan materi, tetapi juga rasa aman, nyaman, dan diterima dalam komunitas. Dimensi ketiga adalah Palemahan, yang menekankan hubungan manusia dengan alam. Filosofi ini terlihat nyata dalam sistem pertanian subak yang menjaga keseimbangan dengan siklus alam dan bahkan diakui UNESCO. Palemahan mengingatkan bahwa melestarikan lingkungan bukan hanya sekedar kewajiban, tetapi juga menjadi bentuk tanggung jawab kita bersama demi keberlanjutan hidup generasi mendatang. Ketiga dimensi ini saling melengkapi, membentuk kebahagiaan spiritual sekaligus kesejahteraan sosial.

Nilai-nilai Tri Hita Karana tetap relevan hingga kini. Dalam dunia modern, spiritualitas membantu menjaga kesehatan mental, Pawongan bisa diterapkan dalam kerja sama sosial maupun profesional, dan Palemahan menjadi kunci menghadapi krisis iklim. Jika diterapkan lebih luas, Tri Hita Karana bisa menjadi inspirasi global untuk membangun kehidupan yang lebih harmonis, sejahtera, dan berkelanjutan.

Pada akhirnya, Tri Hita Karana memberi pesan sederhana namun mendalam, yakni kehidupan yang seimbang akan melahirkan kebahagiaan. Dengan menjaga hubungan yang baik dengan Tuhan, sesama, dan alam, maka manusia bisa menemukan kedamaian batin sekaligus menciptakan lingkungan sosial yang sehat dan berkelanjutan. Filosofi ini bukan hanya warisan budaya Bali, tetapi juga pelajaran berharga bagi siapa saja yang ingin menjalani hidup dengan penuh harmoni.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun