Mohon tunggu...
Inovasi

Dibuang Sayang!

27 September 2017   02:07 Diperbarui: 27 September 2017   22:06 942
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Energi terbarukan adalah sumber energi yang cepat dipulihkan kembali secara alami, dan prosesnya berkelanjutan. Energi terbarukan dihasilkan dari sumberdaya energi yang secara alami tidak akan habis bahkan berkelanjutan jika dikelola dengan baik. Energi terbarukan kerap disebut juga sebagai energi berkelanjutan.

Kita tahu bahwa minyak bumi, batu bara, gas alam, dan sebagainya merupakan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui sedangkan persediaannya di alam mulai menipis. Para ahli geologis dan geofisika bahwa minyak bumi dan batu bara akan habis dalam kurun waktu 30-50 tahun kedepan. Di sisi lain, dalam kehidupan sehari-hari sumber daya alam ini sangat dominan dalam memenuhi kebutuhan manusia. Oleh karena itu, kita sebagai manusia harus bisa berfikir kedepan bagaimana kita bisa memanfaatkan bahkan menemukan energi untuk inovasi berkelanjutan.

Indonesia merupakan salah satu dari beberapa negara yang memiliki  luas areal perkebunan terbesar di dunia. Bahkan Indonesia juga merupakan penghasil karet terbesar nomor 2 di dunia setelah Thailand, dengan total produksi sebesar 2,55 juta ton/tahun pada 2007. Hasil utama perkebunan karet adalah lateks dan sejauh ini biji karet masih terbuang percuma sebagai limbah. Biji karet di Indonesia saat ini masih merupakan produk sampingan yang dapat di kategorikan belum bermanfaat karena baru sebagian kecil yang di gunakan sebagai bibit.

Biji karet memiliki kandungan minyak 40-50% merupakan berat yang berpotensi menjadi bahan baku pembuatan biodiesel. Jika kita melihat komposisi biji karet yang begitu banyak mengandung minyak, seharusnya ada suatu pemanfaatan lebih dalam pengolahan biji karet tersebut. Dengan luasnya lahan perkebunan karet di negara Indonesia, maka tentu dapat menjadi kemudahan tersendiri dalam mengatasi krisis energi yang semakin menghantui. Apalagi dengan adanya bayang-bayang bahwa energi yang berasal dari fosil sudah tidak dapat diandalkan lagi.  Nah berdasarkan kandungan minyak yang terdapat pada biji karet tersebut, saya memiliki ide mengapa tidak kita mencoba hal baru yaitu menjadikan biji karet ini menjadi bahan biodiesel? Jika memang biji karet tersebut bisa dijadikan bahan biodiesel, hal itu sangat berpotensial bagi negara kita sendiri.  

Biodiesel sendiri itu merupakan bioenergi atau bahan bakar nabati yang dibuat dari minyak nabati, turunan tumbuh-tumbuhan yang banyak tumbuh di Indonesia seperti kelapa sawit, kelapa, kemiri, jarak pagar, nyamplung, kacang tanah dan masih banyak lagi tumbuh-tumbuhan yang dapat meproduksi bahan minyak nabati yang telah di ektraksi. Tak hanya pada contoh-contoh di atas, kita juga harus terus berinovasi dan mengembangkan suatu ide yang baru. Ini seharusnya sudah dapat menjadi batu loncatan bagi negara Indonesia khususnya yang memiliki luas perkebunan karet cukup besar. Dan ini tentu saja sangat membantu apabila bisa dikembangkan menjadi produk yang sangat bermanfaat seperti untuk energi terbarukan berkelanjutan. 

Mengingat bahwa perkebunan karet di Indonesia sangat luas dan biji karet tersebut masih terbilang hanya dibuang tidak bermanfaat. Oleh karena itu, pemerintah harus ikut ambil tangan dan berani untuk mencoba hal-hal baru yang dalam aspek ini sangat bermanfaat untuk energi inovasi berkelanjutan dan terus menemukan berbagai hal yang menjadi limbah atau tidak bermanfaat menjadi cahaya di masa depan. 

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun