Mohon tunggu...
Pangeran Nagari
Pangeran Nagari Mohon Tunggu... -

Pangeran is a 17 YO. Communication student

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Pemuda Penggiat Geowisata

1 Mei 2017   00:56 Diperbarui: 1 Mei 2017   03:03 685
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
*Saat ini Reper aktif di Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI), Masyarakat Geowisata Indonesia (MAGI), Forum Geosaintis Muda Indonesia (FGMI), Sustainable Tourism Action Research Society (STARS), Wirausaha Muda Mandiri (WMM), dll.

Industri bidang kebumian beberapa tahun belakangan ini sedang mengalami masa pahit, pasalnya harga minyak dunia turun drastis diikuti juga oleh keadaan pertambangan batubara, ditambah lagi keadaan renewable energy masih belum bisa ditentukan, dll. Akibatnya banyak sekali teman-teman yang lulusan Pertambangan, Geologi dan Perminyakan kesulitan untuk mendapatkan lapangan pekerjaan yang sesuai dibidangnya. Tetapi fenomena ini tidak berlaku untuk seorang Pria bernama Reza Permadi (24) atau yang akrab disapa Reper.

Reper adalah seorang lulusan Teknik Geologi di salah satu Universitas terbaik di Indonesia, setelah lulus sebagai Sarjana Teknik, Reper melihat sesuatu yang lain dibidang industri kebumian yakni Geowisata (Geologi-Pariwisata). Pria kelahiran Jakarta 24 tahun silam ini membuat perusahaan yang bergerak di bidang Geowisata bersama teman-temannya yang berpusat di Bandung Jawa Barat.

Karena penasaran dengan aktifitas Geowisata membuat saya ingin mengikuti kegiatan tersebut dan ternyata sungguh sangat berkepahaman. Saya mengikuti perjalanan ke Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, dengan bermodalkan buku gambar, spidol dan pengetahuan, Pria yang sangat menyukai makanan rengginang ini dapat menceritakan dunia hanya melalui satu buah batu.

Pada kesempatan yang sama, saya pun langsung mewawancarainya, berikut isi wawancara saya dengan Reper :

Pangeran (P) : Bagaimana awalnya tercetus ide Geowisata?

Reper (R) : Awalnya tentu pasti berdarah ya.. maksdunya adalah butuh pengorbanan. Geowisata sebenarnya sudah ada dari dulu saat seorang Geolog asal Italia Michele Gortani mulai memperkrasainya, saat masih duduk di bangku kuliah kami mahasiswa geologi selalu pergi ke lapangan yang notabene adalah tempat wisata, melihat hal ini membuat saya ingin mengajak teman-teman saya yang bukan geolog untuk ber-wisata dan saya sok-sokan ingin menceritakan kepada mereka kalau "batu ini umurnya 5 juta tahun loh", "dulu disini laut kalau tidak percaya nih lihat ada fosil kerangnya", kira-kira seperti itu. Dari situlah saya dan 3 orang teman lain mendirikan Geotour Indonesia. Geowisata tidak saya pelajari di kampus, tetapi ia tumbuh dengan sendirinya di kemauan saya.

P : Kapan mulai giat menjalankan bisnis Geowisata?

R : Saat masih kuliah, trip pertama kami ke Pulau Karimun Jawa, Jepara, dulu itu sekalian kami jadikan ajang untuk mencari jodoh, jadi pesertanya khusus wanita saja apabila yang mendaftar adalah laki-laki maka kami bilang "maaf kuota sudah penuh mas". Melihat pasar tersebut beberapa kali kami mengadakan trip di sekitar Pulau Jawa, kemudian kami sempat berhenti dikarenakan Skripsi, setelah lulus kebetulan saya lulus yang paling pertama dan meninggalkan teman Geotour yang lain, saya tetap mencari kerja di bidang perminyakan dan pertambangan tetapi hasilnya nihil. Setelah 7 bulan tidak ada perusahaan yang membuka lowongan alhasil saya pergi jalan-jalan berkeliling Indonesia saja dan mendapatkan banyak teman di beberapa daerah. Setelah pulang kerumah di Jakarta saya langsung membangkitkan semangat Geotour Indonesia kembali. Alhamdulillah Oktober tahun 2015 Geotour mendapatkan investor dan kami pindah ke Bandung

Aksi seorang Reper kalau sedang menjadi Interpreter di Lapangan
Aksi seorang Reper kalau sedang menjadi Interpreter di Lapangan

P : Apa unique value dari bisnis Anda dan Apakah anda yakin akan berkelanjutan?

R : Selain ditemani oleh Profesional Interpreter yang tampan-tampan (Kami menyebut Tour Guide sebagai Interpreter), kami menawarkan pengalaman untuk menghargai dan memuliakan alam, kami sadari Geowisata adalah wisata minat khusus dan mungkin hanya beberapa orang saja yang mau ikut. Lumpur Sidoarjo itu akan kami buat jadi objek wisata jadi tidak negatif melulu bawaannya. Harapannya dengan ber-geowisata akan mengurangi dampak vandalisme, meningkatkan area konservasi (khususnya kawasan kars) dan kalau upload foto di media sosial itu captionnya tidak galau tapi berbobot dengan pengetahuan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun