Mohon tunggu...
Pandu Kusumaningtyas
Pandu Kusumaningtyas Mohon Tunggu... mahasiswa

24107030153

Selanjutnya

Tutup

Otomotif

Karat Rangka eSAF Bikin Insaf

12 Juni 2025   20:25 Diperbarui: 12 Juni 2025   22:13 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar : progres.id/Kontroversi Rangka eSAF Honda, Ini Beberapa Model Motor Honda yang Gunakan Rangka eSAF

Saya mengapresiasi langkah AHM setelah tekanan publik memuncak dengan membuka layanan cek gratis, melibatkan KNKT, bahkan memberi garansi hingga 5 tahun. Tapi langkah ini tetap datang terlambat. Banyak korban sudah mengalami kerusakan parah. Beberapa bahkan viral karena rangka motornya patah saat dikendarai.

Namun saya juga bertanya-tanya apakah layanan yang di berikan Honda ini benar benar bisa di akses dan di klaim atau hanya khayalan publik semata, karena saat pertama kali servis motor baru saya, saya mengkomplain ada sesuatu hal yang rusak namun bengkel resmi dari Honda beralasan tidak bisa karena pada saat itu barang bukti tidak di temukan dan meminta untuk memfotokan untuk barang bukti.

Namun saat bukti kerusakan pada motor saya karena produksi kurang sempurna saya di minta untuk menunggu. Namun tidak kunjung di beri tanggapan dan alhasil klaim garansi pada kerusakan motor saya tidak bisa di klaim karena sudah melewati batas waktu garansi padahal saya sudah komplain dari awal namun dari pihak Honda seakan tidak mau tau akan masalah konsumennya

Sebagai konsumen awal yang percaya penuh pada brand besar seperti Honda, saya merasa kecewa. Kepercayaan yang dibangun bertahun-tahun bisa runtuh hanya karena satu hal yaitu gagalnya komunikasi yang jujur di saat krisis.

Sebagian orang mungkin menyalahkan warganet karena membuat isu ini viral. Tapi kalau bukan karena viral, mungkin AHM tidak akan bergerak sejauh ini. Dalam era digital, media sosial adalah alat pengimbang kekuasaan. Ketika perusahaan tidak mendengar, publik bicara sendiri. Dan dari pengalaman saya pribadi, saya justru berterima kasih kepada semua yang menyuarakan keresahan ini, karena itulah yang membuka mata saya tentang apa yang sebenarnya terjadi.

Saya menulis ini bukan untuk membenci Honda. Saya masih memakai motor saya, walau dengan rasa was-was. Tapi sebagai korban dan konsumen yang juga seorang mahasiswa, saya merasa punya tanggung jawab untuk menyampaikan kebenaran ini secara terbuka dan faktual.

Semoga tulisan ini bisa menjadi refleksi bagi pelaku industri, agar tidak lagi mengorbankan etika demi citra. Karena pada akhirnya, komunikasi yang jujur bukan hanya baik untuk reputasi, tetapi juga menyelamatkan nyawa dan kepercayaan publik.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun