Nabung Bitcoin tetap berisiko. Harganya naik-turun kayak roller coaster. Tapi risiko itu bisa ditekan dengan strategi yang realistis. Jangan pakai duit dapur. Jangan pakai dana darurat. Jangan pakai utang. Dan yang paling penting jangan ngarep untung kilat apalagi kaya cepat dari Bitcoin.
Saya pernah baca di Bitcoin.org, transaksi Bitcoin itu nggak bisa dibatalkan. Kalau salah kirim wallet, ya udah. Dan Bitcoin itu gak anonim. Semua transaksi bisa dilacak. Jadi, keamanan jadi prioritas utama. Saya pakai platform exchange yang teregulasi, saya aktifkan 2FA, saya pakai wallet yang aman.
Buat saya, nabung Bitcoin itu bukan soal cepet kaya. Bukan soal flexing portofolio. Tapi soal disiplin dan kesabaran. Sama kayak nabung emas, bedanya Bitcoin digital dan lebih volatil.
Saya percaya di tengah badai ekonomi global, punya Bitcoin meski sedikit itu kayak nyiapin payung pas hujan deras. Kita nggak bisa kontrol pasar. Tapi kita bisa kontrol diri kita sendiri.
Jadi kalau kamu pengen mulai nabung Bitcoin, jangan buru-buru. Belajar dulu, hitung dulu, evaluasi dulu. Beli pelan-pelan, jangan pake uang makan, dan siapin mental kalau harga turun.
Karena di dunia kripto, yang sabar lebih banyak selamat, dan yang paling untung adalah orang yang sabar
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI