Mohon tunggu...
Pandu Kusumaningtyas
Pandu Kusumaningtyas Mohon Tunggu... mahasiswa

24107030153

Selanjutnya

Tutup

Financial

Mental Anak Muda Hancur Karena Investasi, Tapi Jarang Yang Ngomongin

27 Mei 2025   19:41 Diperbarui: 27 Mei 2025   19:41 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar : youngster.id/Ilustrasi

Hari ini, jadi investor itu keren. Setiap minggu ada yang pamer tangkapan layar dengan profit ratusan persen, dan portfolio hijau menyala. Tapi gak ada yang cerita tentang malam-malam tanpa tidur, pikiran kacau, atau hubungan yang retak gara-gara uang hilang.

Saya gak cuma ngomongin orang lain. Saya pernah ada di posisi itu dan jujur, itu pengalaman yang bikin kepala dan hati terasa gak karuan.

Kita semua tahu, investasi itu penting. Tapi jadi masalah jika investasi gak lagi sekadar strategi, tapi berubah menjadi kecanduan.

Saya pernah bangun pagi-pagi hanya untuk lihat chart. Buka Telegram, scroll sinyal, berharap hari itu portofolio balik hijau. Tapi sering kali malah sebaliknya, dan hari itu langsung jadi hari yang buruk.

Gak cuma rugi uang. Saya mulai susah tidur. Makan jadi gak enak. Gampang marah. Sampai akhirnya saya sadar kalau saya sedang masuk ke fase di mana saya bukan lagi pegang kendali atas investasi saya tapi justru sebaliknya, saya dikendalikan oleh investasi.

Menurut data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), 57% investor pasar modal adalah Gen Z, di bawah usia 30 tahun. Tapi sayangnya, indeks literasi keuangan kita masih di angka 49%. Yang artinya banyak yang tahu soal investasi, tapi belum benar-benar memahami.

Kondisi ini diperparah oleh fenomena takut ketinggalan atau biasa disebut FOMO. Anak muda berbondong-bondong beli saham, crypto, emas, bahkan futures, hanya karena "teman udah profit banyak". Tapi ketika rugi? Mereka diam. Malu. Takut dianggap bodoh.

Kecanduan ini memiliki dampak nyata yang sudah banyak dicatat oleh psikolog dan konselor keuangan, yang biasanya ditunjukkan dengan:

  • Stres berat: karena kehilangan uang dalam waktu cepat
  • Kecemasan kronis: takut rugi, takut ketinggalan
  • Gangguan tidur: begadang pantau market, susah lepas dari aplikasi
  • Rasa gagal & rendah diri: merasa bodoh karena rugi sendiri
  • Keretakan hubungan: konflik karena uang, waktu yang habis, dan tekanan sosial

Bahkan ada yang sampai depresi. Ada juga yang mengaku kehilangan motivasi hidup. Tapi cerita-cerita ini jarang muncul di permukaan. Karena kita semua sibuk berlomba-lomba kelihatan "sukses" dalam investasi.

Waktu itu saya baru kenal crypto futures. Saya kira ini versi cepatnya cuan. Dalam sehari bisa untung 100%. Tapi dalam beberapa hari, saya kehilangan semua yang saya bangun dari crypto spot.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun