Mohon tunggu...
Palti West
Palti West Mohon Tunggu... Administrasi - Hanya Orang Biasa Yang Ingin Memberikan Yang Terbaik Selagi Hidup. Twitter dan IG: @Paltiwest
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Tulisan analisa pribadi. email: paltiwest@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik

Quick Count dan Ramalan Pemenang Piala Dunia

12 Juli 2014   19:57 Diperbarui: 18 Juni 2015   06:32 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Meramalkan atau, dengan bahasa ilmiah, memprediksi masa depan bukanlah sesuatu hal baru. Jika dahulu meramalkan dan memprediksi identik dengan iklim dan cuaca, kini aktivitas meramal dan memprediksi masuk dalam ranah sepakbola dan politik. Sepakbola dikenal dengan prediksi dan ramalan pengamat sepakbola, maka politik dilakukan oleh pengamat politik.

Dalam perkembangannya, meramal dan memprediksi kemenangan pun semakin sering dilakukan dalam sepakbola dan politik. Menariknya, tidak seperti politik, ramalan di sepakbola kini dilakukan oleh binatang dan mesin bernama Cortana. Hebatnya ramalan dan prediksi mereka lebih akurat dibandingkan yang dilakukan oleh manusia. Paul the Octopus, si gurita yang telah mati membuat ramalan sebanyak delapan kali

yang terbukti benar dan sekarang Cortana telah berhasil sebanyak 14 kali.

Meski sulit untuk dipercayai, tetapi ramalan mereka benar. Cortana bahkan bisa menebak benar juga pertandingan di grup pada putaran final Piala Dunia 2014. Menarik dinantikan apakah prediksi Cortana di final yang walau sedikit ragu menjagokan Jerman, terbukti kebenarannya. Tetapi apakah para pengamat dan suporter setuju dengan ramalan Cortana? Tentu saja tidak semua percaya. Namun, jika ramalan Cortana benar, siapakah yang sanggup menyangkalinya? (Okezone.com)

Berbeda dengan ramalan di sepakbola, di politik ramalan dilakukan oleh para pengamat dengan lembaga surveinya. Jika Paul dan Cortana secara ilmiah sulit dimintai pertanggungjawabannya, maka para pengamat dan lembaga surveinya bisa dan harus mempertanggungjawabkan hasil ramalan mereka secara ilmiah. Karena mereka menggunakan cara-cara ilmiah dalam meramalkan kemenangan politik.

Sayang, berbeda dengan Paul dan Cortana yang tidak bisa dimanipulasi, pengamat pokitik dan lembaga surveinya rawan dimanipulasi. Hal ini terbukti dengan hasil yang berbeda dari hasil hitung cepat beberapa lembaga survei. Ada indikasi beberapa lembaga survei membuat hasil hitug cepatnya sesuai pesanan. Dengan harapan hasil hitung cepat akan menunjukkan kemenangan pihaknya.

Meramal dan memprediksi memang bukan hal yang salah, tetapi jika dimanipulatif tentu saja menjadi tidak tepat. Jika Paul dan Cortana salah meramal dan memprediksi menjadi sebuah kewajaran karena memang tidak ada hitung-hitungan ilmiahnya. Nah beda dengan politik, manipulasi bukanlah hal yang diperbolehkan. Sistem dan metodenya sudah baku dan seharusnya hasilnya tidak beda. Tapi apa mau dikata, politik memang penuh dengan permainan.

Karena itu, mungkin bisa jadi ide menarik jika kemenangan pilpres ditentukan oleh binatang seperti Paul atau mesin seperti Cortana. Biar bisa jujur dan tidak manipulatif. Sehingga kita tidak begitu mudahnya diadu domba.

Salam.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun