Mohon tunggu...
Hasinggahan Lubis
Hasinggahan Lubis Mohon Tunggu... Guru - Tenaga Pengajar

Hidup adalah perjuangan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Menyongsong Kehidupan Baru (New Normal)

2 Juni 2020   09:38 Diperbarui: 2 Juni 2020   09:35 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pepatah lama mengatakan bagai buah simalakama, jika dimakan mati bapak tetapi kalau tidak dimakan pun akan mati ibu, begitulah yang bisa diumpamakan situasi dan keberadaan umat manusia di seluruh penjuru dunia, terutama tentunya negeri kita tercinta. 

Desas desus keluhan masyarakat kita, yaitu dihadapkan pada pilihan yang sulit, jika beraktifitas ke luar rumah dihantui ketakutan dengan wabah virus Corona, namun jika terus mengurung badan di rumah punya keluarga yang butuh pangan, apalagi masih punya anak-anak yang masih kecil, masih membutuhkan asupan gizi, karena masih dalam perkembanagan, hal ini tentu akan membuat pusing tujuh keliling, apa yang sebaiknya diperbuat.

Tetapi kesulitan seperti juga akan merebak kepada pemerintah, jika betul memikirkan kehidupan rakyat yang berjumlah lebih 250 juta orang di seluruh nusantara. Hal ini bukan perkara mudah untuk mencari jalan terbaik, dalam menghadapi wabah Corona yang tidak jelas kapan akan berakhir, bahkan setiap hari yang terpapar terus bertambah, jumlah yang meninggal pun tiap hari juga terus meningkat, dengan tidak menutup mata yang sembuh juga cukup banyak. 

Timbul pertanyaan, apa dan bagaimana kehidupan baru itu, apakah ada perbedaan yang menyolok dengan pola atau gaya kehidupan selama ini. Pertanyaan inilah yang sering muncul di masyarakat, pada dasarnya adalah merubah pola kehidupan yang kurang atau tidak baik selama ini, misalnya saja sudah harus memperhatikan kebersihan secara fisik, untuk itu disuruh memakai masker jika keluar rumah, khawatir tertular virus dari orang lain, baik teman berkomunikasi atau kebetulan berpapasan di jalan. 

Juga disarankan untuk sering mencuci tangan dengan menggunakan sabun atau hand sanitizer, hal ini jarang menjadi perhatian selama ini, bukankah tangan kita sebenarnya banyak bakteri atau kotoran yang melekat tanpa disadari. Sebagai akhir dari tulisan ini, penulis menekakan bahwa hanya kebersihan secara fisik saja, tetapi kebersihan hati dan perbuatan kita terhadap orang lain. 

Tinggalkan sikap angkuh dan kesombongan, suka memperalat orang lain untuk kepentingan pribadi, tetapi harus lebih banyak berbuat untuk  kesetia kawanan sosial, terutama bagi mereka yang lemah secara ekonomi dan status sosial, yang banyak terlupakan selama ini, atau sebelum ada wabah Coved 19 yang berbahaya dan ditakuti semua orang

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun