Yang, sangat mungkin ada hal yang menyulitkan, tetapi tak menghambat gairah belajarnya. Sebaliknya, malah mampu menumbuhkan kesadaran bahwa kesulitan yang dihadapinya bagian dari proses pembelajaran yang biasa dan memang ada.
Hal ini justru sebagai bentuk latihan dalam menghadapi kehidupan yang lebih luas, kelak ketika mereka memasuki usia lebih dewasa. Sebab, sudah dapat dipastikan akan ada banyak dan beragam tantangan dalam menjalani kehidupan.
Karenanya, membangun kegembiraan siswa dalam proses pembelajaran, baik ketika dalam keadaan mudah maupun sulit, perlu diupayakan oleh guru. Sebab, dari pengalaman sehari-hari, guru sering menjumpai siswa yang merasa terbeban dan kehilangan kegembiraan saat menghadapi kesulitan dalam belajar.
Terembusnya pendekatan Deep Learning, yang salah satunya mengusung pembelajaran yang menyenangkan, dengan demikian, tak boleh ditawar lagi. Artinya, guru perlu mengupayakan diri mempraktikkannya dalam proses pembelajaran.
Betapa pun sudah disebut guru, yang namanya manusia, tetaplah perlu membangun kecerdasan sosial-emosional. Sebab, kecerdasan ini yang sangat erat kaitannya dengan pengupayaan proses pembelajaran yang menyenangkan.
Saya, mungkin juga guru yang lain di mana pun berada, tak memiliki benak yang selalu nyaman. Kadang ada saatnya perasaan kurang nyaman oleh satu dan lain hal yang membebani.
Kondisi ini sangat mungkin dapat terbawa ke aktivitas membersamai siswa di ruang belajar. Dan, bisa saja akhirnya aura dalam proses pembelajaran kurang menyenangkan. Sehingga, gairah belajar siswa terganggu.
Karenanya, betapa penting kecerdasan sosial-emosional --yang menjadi sumber kegembiraan-- guru dalam keberlangsungan pembelajaran. Hanya kecerdasan sosial-emosional guru yang dapat membawa suasana belajar penuh kegembiraan.
Saya kadang gagal memperjuangkannya. Sebab, tak mudah. Akibatnya, tersadar kemudian bahwa proses pembelajaran yang telah berlangsung sia-sia. Karena, sudah pasti pesan kontraproduktif yang tertanam dalam diri siswa.
Sekalipun barangkali ada sebagian siswa yang oleh karena "kedewasaannya", mereka tetap dapat menemukan pesan yang produktif. Sebab, bagi mereka, seburuk apa pun, masih ada kebaikan yang tersembunyi di dalamnya.
Dan, guru, tentu termasuk saya, perlu memiliki kesadaran yang seperti ini terhadap siswa. Sebab, bukankah siswa berasal dari latar belakang yang berbeda?