Tindak lanjut
Selanjutnya, teman guru yang sudah berbagi pengalaman itu mengambil langkah positif menghadapi muridnya yang mengalami perubahan sikap tersebut. Tidak lagi "mengabaikannya", tetapi memberi perlakuan yang sama seperti terhadap murid yang lain.
Murid tersebut, dalam pengakuan teman guru, sekarang memperlihatkan pertumbuhan yang sangat baik. Bukan saja pertumbuhan akademik, melainkan juga pertumbuhan sikapnya sungguh menggembirakan.
Teman guru tidak menyadari kalau yang diperbuatnya terhadap muridnya yang usil, banyak bicara, bahkan disebutnya sebagai murid yang trouble maker di kelas, itu berbuah baik.
Ya, kadang seperti itu yang terjadi. Saya menyadarinya. Karenanya, mungkin tidak hanya teman guru (saya) itu, ada guru-guru lain yang memberi perlakuan yang serupa terhadap murid yang memiliki "kekhususan" seperti itu saat pembelajaran.
Di dalam semuanya itu, akhirnya dapat dikatakan bahwa  sekalipun awalnya tidak dirancang secara sadar sebagai sebuah cara mendidik murid, ternyata kok bisa juga menjadi cara mendidik yang efektif, ya?