Mohon tunggu...
Sungkowo
Sungkowo Mohon Tunggu... Guru - guru

Sejak kecil dalam didikan keluarga guru, jadilah saya guru. Dan ternyata, guru sebuah profesi yang indah karena setiap hari selalu berjumpa dengan bunga-bunga bangsa yang bergairah mekar. Bersama seorang istri, dikaruniai dua putri cantik-cantik.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Membuat Siswa Terlibat Belajar, Bagaimana Memulainya?

1 Februari 2023   23:33 Diperbarui: 2 Februari 2023   03:01 864
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pelajar mencatat dalam pembelajaran tatap muka (PTM) di SDN Klender 01 | Sumber: KOMPAS/AGUS SUSANTO 

Itu sebabnya, agar anak benar-benar dapat terlibat dalam belajar harus dimulai dari peran hati. Hati guru yang dapat mengubah hati anak. Hal ini tidak cukup dikerjakan oleh guru Bimbingan dan Konseling (BK), tetapi jauh lebih penting dikerjakan oleh guru yang terlibat banyak jam di kelas mendampingi siswa.

Karena, guru yang disebut terakhir itu yang sering bertemu dengan siswa yang dimaksud. Kalau sering bertemu, sementara pertemuan itu kurang "berisi" tentu saja sia-sia. Bagi guru, gagal melaksanakan profesi; bagi siswa, gagal mengikuti belajar.

Pertemuan berisi yang dimaksud dalam konteks ini memang bersyarat. Syaratnya adalah hati guru dan siswa bertemu. Maksudnya, siswa yang sedang memiliki masalah yang mengakibatkan malas (baca: tidak bersemangat) belajar harus terlebih dahulu diselesaikan oleh guru.

Siswa tidak akan menemukan pengalaman belajar bermakna kalau masalah yang membelenggunya tidak diselesaikan terlebih dahulu oleh guru. Sekalipun persiapan perangkat dan persiapan performa guru yang terbaik, tidak akan cukup memberi hasil. 

Mungkin hampir semua guru menemukan siswa yang membutuhkan empati. Tetapi, sudahkah kita, sebagai guru, memberikan empati kepada mereka? Saya masih harus terus belajar mengenai hal ini. Sebab, kadang saya sudah memberi materi sebelum memberi empati. Jelas kurang tepat, bukan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun