Mohon tunggu...
PAK DHE SAKIMUN
PAK DHE SAKIMUN Mohon Tunggu... pensiunan penjaga sekolah -

Sedang menapaki sisa usia. Mencari teman canda di dunia maya. Hobi apa saja termasuk membaca dan (belajar) menulis. Bagi saya belajar itu tak berbatas usia. Menuntut ilmu dari ayunan hingga liang lahad. Motto : Seribu orang teman sangat sedikit, dan satu orang musuh terlalu banyak.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Jokowi Presiden "Tempe"

5 Juni 2014   22:03 Diperbarui: 20 Juni 2015   05:10 1242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14019551571133088641

[caption id="attachment_309815" align="aligncenter" width="576" caption="Macan Asia Versus Tempe Solo editpri"][/caption]

Upppss! Jokowi lovers jangan marah dulu. Jika Anda marah-marah berarti Anda bukan pendukung atau relawan sejati Jokowi-JK.

Sebelum Anda membanting laptop Anda, lebih baik dengarkan dulu atau baca syair lagu dibawah ini. Lagu “Tahu Tahu Tempe”, ini liriknya:

Kalau tidak salah lagu ini ciptaan sang maestro gendhing Jawa dari Semarang, Bapak Ki Narto Sabdho . Maaf, mohon dikoreksi, bagi siapa yang mengetahui pencipta lagu ini sebenarnya.

TAHU TAHU TEMPE

Tahu tahu tempe (tahu tahu tempe)
Tahu tahu tempe (tahu tahu tempe)

Asale mung saka dhele (bahannya dari kedelai)
Nadyan mung barang sepele (meski barang sederhana)

Nanging nyata enak rasane (namun enak rasanya)
Kabeh-kabeh mbutuhake (semua membutuhkannya)
Jalaran murah regane (karena murah harganya)
Blanja sithik bisa sampe (belanja sedikit bisa mencukupi)

Ora butuh kae-kae (tidak butuh macam-macam)
Butuhku mung nyambut gawe (hanya bekerja dan bekerja)
Mbujung cukup mbendinane (untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari)
Waton rukun sakkluargane (asal keluarga hidup rukun)

Tahu tahu tempe (tahu tahu tempe)
Tahu tahu tempe (tahu tahu tempe)

Lagu dan syairnya sederhana, namun mengandung filosofi atau nilai-nilai sosial.

Jadi, apa hubungannya dengan Jokowi? Bahkan sampai disebut sebagai presiden “tempe”? Maaf, bukan bermaksud menghina atau melecehkan calon presiden Joko Widodo. Ini sekadar opini atau analogi  sebagai hiburan semata.

Tahu tahu tempe. Kita tentunya sudah akrab dengan dua makanan yang berasal dari kedelai ini. Terutama rakyat kecil atau wong ndeso seperti saya. Saya tidak akan membahas kandungan gizi atau manfaat terhadap tubuh kita yang diperoleh dari mengkonsumsi tahu dan tempe tersebut. Saya hanya akan menganalogikan karakter Jokowi dengan kesederhanaan makanan tempe tersebut.

Nadyan mung barang sepele. Tempe, adalah makanan sederhana, terbuat dari kedelai, yang dikemas dengan daun pisang, mempertegas kesederhanaan tempe sebagai  makanan rakyat (ndeso). Meskipun makanan sederhana, selain enak rasanya, juga banyak mengandung gizi. Sama dengan  Jokowi, meskipun penampilannya sederhana, postur tubuhnya kerempeng, wajahnya ndeso, tapi orangnya baik, santun, lemah lembut, murah senyum, dan pastinya dekat dengan rakyat. Makanya dicintai rakyat. Bathok bolu isi madu.

Kabeh-kabeh mbutuhake (semua membutuhkan). Karena semua orang membutuhkan, makanya tempe tanpa  diiklankan seperti makanan mewah pun banyak yang mencarinya. Belum pernah melihat ada tempe dipajang pada etalase. Oleh penjual, tempe cukup diletakkan diatas tampah penutup bakul. Tidak perlu ditawarkan kesana-kemari sambil berteriak-teriak dengan megaphone “Tempeee....tempeee”, namun selalu laris diserbu pembeli. Tentunya pembeli yang  ingin sesuatu yang murah namun bergizi tinggi.

Ora butuh kae-kae, butuhku mung nyambut gawe. Tidak peduli apa yang dikatakan orang, apakah dianggap sebagai pencitraan atau hanya sensasi, Jokowi melakukan blusukan dengan tulus dan ikhlas, bekerja bekerja bekerja demi rakyat. Rame ing gawe sepi ing pamrih.

Karena kami hanya rakyat biasa yang hanya “butuh cukup mbendinane” dan “rukun sakkluwargane” (rukun sesama warga). Maka kami pilih Jokowi-JK pada pilpres 9 Juli 2014.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun