Mohon tunggu...
Pak Dasiman
Pak Dasiman Mohon Tunggu... -

Seorang Warga Negara Indonesia biasa

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Umur 25 Tahun

6 Januari 2013   18:54 Diperbarui: 24 Juni 2015   18:26 886
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Umur 25 Tahun menurutku merupakan umur yang mengkhawatirkan. Bagaimana tidak, disaat teman-temanku yang lain sudah pada 'mbojo' dan 'nyambut gawe' saya masih sekolah. Saya pikir kadang-kadang sampai hampir gila. Kalau masalah menikah belum terlalu ngebet, atau malah tidak minat (wah bahaya), tetapi paling tidak umur 25 tahun ya sudah mapan, sudah punya kantor/pun kantor pribadi. Sudah punya penghasilan, sudah bisa membeli(menuruti) kesenangan pribadi, syukur-syukur bisa menyenangkan ibu-bapak dan adik-adik.

25 Tahun, umur tersebut bukannya menjadi pemacu semangatku untuk kepingin cepet jadi orang. Tetapi lebih  banyak malah membuat hari-hari semakin tanpa gairah. Kuliah sering bolos, tugas-tugas telat, ada yang harus mengulang mata kuliah semester depan. Itu baru contoh ketidaksemangatan kuliah. Banyak hal-hal buruk lainnya yang saling berkaitan. Hmm, sering begadang malam (ya seperti malam ini), terus paginya sering kesiangan, karena sering terburu-buru sehingga melanggar pola makan, sering juga tidak membuat pola makan. Ya sudah, kadang-kadang mag kambuh atau tiba-tiba berasa mau sakit tipus. Kalau kondisi-kondisi tersebut terjadi biasanya hars banyak istirahat dan baru makan rada rakus. hal yang belum dibahas untuk seorang bujang lapuk, kebiasaan begadang dan keasyikan nongkrong online sepanjang waktu pastinya ditemani dua hal yang pasti. Tidak lain 2 hal itu adalah kopi dan rokok. Demi rokok dan kopi, galon minum di kos hampir satu bulan tidak pernah diisi. Tapi tenang, ada air pam dan panci listrik (irit, tak beli rotan tapi pakai akar). Saya pernah membaca, kalau kurang minum juga bisa membuat ubanan, entah betul atau tidak, tetapi nyatanya uban tetap bermunculan. Parah! Miris!

25 Tahun, satu-satunya yang dibanggakan adalah kalau kumpul sama teman-teman. Serasa kembali muda saat bisa tertawa lepas bersama-sama.  Faktanya memang bersama mereka, aku bisa selalu tertawa-tawa. Yah, katanya hidup ini untuk dinikmati dan jangan terlalu dibawa serius. Lalu apa yang bisa dinikmati dari kantong kering setiap waktu, kesepian setiap waktu. Wkwkwk, tertawa kuda. Kemudian uban muncul, tambah lagi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun