Mohon tunggu...
Cahyadi Takariawan
Cahyadi Takariawan Mohon Tunggu... Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Penulis Buku Serial "Wonderful Family", Peraih Penghargaan "Kompasianer Favorit 2014"; Peraih Pin Emas Pegiat Ketahanan Keluarga 2019" dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Konsultan Keluarga di Jogja Family Center" (JFC). Instagram @cahyadi_takariawan. Fanspage : https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Paradoks Dalam Kehidupan Manusia, Benar-Benar Nyata!

25 Maret 2025   06:04 Diperbarui: 25 Maret 2025   06:04 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.pexels.com/

Paul Bloom menyatakan, "Semua orang tahu bahwa makanan tidak pernah terasa lebih enak daripada saat Anda lapar, berbaring di sofa terasa menyenangkan setelah lari jauh, dan hidup terasa indah saat Anda meninggalkan ruang praktik dokter gigi".

Jadi, paradoks dalam kehidupan itu memberikan pesan yang mendalam. Bahwa dalam hidup kita harus bersedia menerima kondisi-kondisi yang tak sesuai keinginan. Agar saat berhasil mendapatkan kondisi yang sesuai keinginan, rasa bahagia dan syukur kita menjadi lebih besar. Menjadi lebih optimal.

Bagaimana Menikmati Ibadah Ramadan?

Puasa Ramadan selama sebulan memiliki sisi paradoks ini. Bahwa setelah lapar dan haus seharian, kita bahagia merasakan buka puasa. Bahwa setelah lapar dan haus selama sebulan, kita merasa bahagia saat hari raya tiba.

Tentu ada sisi kesedihan di hari raya, karena bulan mulia sudah meninggalkan kita. Namun secara umum, hari raya adalah hari untuk berbahagia. Kondisi kebahagiaan hari raya tak akan tercipta pada mereka yang tak ikut puasa sebulan lamanya.

Begitu pula kehidupan dunia dibanding akhirat. Kondisinya sering kali paradoks. Syaikh Ali Ath-Thanthawi menyatakan, "Jalan menuju surga permulaannya sulit. Namun jika mampu bersabar menanggung kesulitannya, engkau akan sampai pada tempat kenikmatan yang abadi. Sedangkan permulaan jalan menuju ke neraka itu mudah dan indah. Namun jika tertipu akan keindahannya, engkau akan sampai pada rumah penderitaan yang abadi."

Selamat menikmati haus dan laparnya puasa. Agar kelak mendapat kenikmatan surga. Selamat menikmati berlelah-lelahnya tarawih. Agar kelak selamat dari azab yang pedih dan perih.

Bahan Bacaan

Paul Bloom, The Pleasures of Pain and the Pains of Pleasure, https://behavioralscientist.org, 1 Nopember 2021

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun