Catatan Laki-laki (19)
Perjanjian Hudaibiyah adalah sebuah peristiwa sangat penting sekaligus menegangkan dalam kehidupan masyarakat muslim pada waktu itu. Pada perjanjian yang dibuat tahun ke 6 hijrah tersebut, masyarakat Islam merasa dikalahkan oleh pemuka Quraesy.
Usai menyepakati perjanjian, Nabi Saw memerintahkan beberapa hal kepada para sahabat beliau. Ajaib, tidak ada satupun yang bergerak untuk menunaikan perintah tersebut.
Hingga beliau mengulang lagi perintah itu, namun tidak ada yang menunaikannya. Saat itu beliau memerintahkan umat Islam yang hadir dalam perjanjian Hudaibiyah untuk melepaspakaian ihram, menyembelih hewan kurban dan memotong rambut (tahalul).
Beliau cemas dengan kondisi umat Islam yang tak mau mematuhi perintah. Segera beliau masuk ke dalam tenda menemui istri yang mendampingi, Ummu Salamah.
Nabi menceritakan kondisi yang baru saja beliau alami. Beliau tidak tahu lagi harus melakukan tindakan apa.
“Wahai Nabi Allah, apakah engkau ingin mereka melaksanakan perintahmu? Keluarlah, jangan bicara dengan seorangpun, lalu sembelihlah korban dan bercukurlah.”
Mendengar pendapat sang istri, Nabi merasa diingatkan dengan sesuatu yang sudah biasa dilakukannya selama ini. Ia sangat berterima kasih telah mendapatkan saran yang sangat tepat dan masuk akal untuk mengatasi suasana pada waktu itu.
Beliau pun keluar dan tidak bicara dengan siapa pun. Nabi segera mengerjakan sendiri apa yang beliau perintahkan, sebagaimana saran Ummu Salamah.
Beliau melepas pakaian ihram, menyembelih hewan korban dan bercukur. Tatkala para sahabat melihat hal itu, mereka segera bangkit dan menyembelih korban mereka dan sebagian mencukur yang lain. Semua sahabat bergerak menunaikan perintah Nabi Saw tanpa seorangpun yang tertinggal.
