Mohon tunggu...
Cahyadi Takariawan
Cahyadi Takariawan Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Penulis Buku Serial "Wonderful Family", Peraih Penghargaan "Kompasianer Favorit 2014"; Peraih Pin Emas Pegiat Ketahanan Keluarga 2019" dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Konsultan Keluarga di Jogja Family Center" (JFC). Instagram @cahyadi_takariawan. Fanspage : https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan/

Selanjutnya

Tutup

Love Artikel Utama

Jangan Putus Asa, Jodoh adalah Akumulasi Usaha

27 Mei 2022   16:19 Diperbarui: 31 Mei 2022   16:30 3078
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Dokumentasi Pribadi

Manusia wajib berusaha dengan bersungguh-sungguh, secara baik dan benar. Agar mendapatkan rezeki yang halal dan berkah. Akumulasi dari berbagai macam usaha, pada dasarnya adalah 'proposal' manusia kepada Allah. 

Kurang lebih, kita mengirim pesan kepada Allah, "Ya Allah,aku sudah bersungguh-sungguh mencari karuniaMu yang halal di muka bumi, maka tolonglah aku".

Menjemput jodoh pun demikian. Jangan hanya duduk diam menunggu datangnya pasangan idaman. Bukan hanya berdoa terus menerus siang dan malam namun tak ada tindakan nyata. Jodoh adalah ketentuan Allah, namun manusia wajib mengupayakan sebab-sebab kedatangannya.

Ada empat hal yang telah Allah tetapkan pada diri setiap manusia sejak sebelum kelahirannya. Penetapan ini terjadi saat janin berumur 120 hari dalam perut ibu, sebagaimana sabda Nabi Saw,

"Kemudian diutus kepadanya malaikat lalu ditiupkan padanya ruh dan diperintahkan untuk ditetapkan empat perkara, yaitu rezekinya, ajalnya, amalnya dan kecelakaan atau kebahagiaannya". HR. Bukhari, no. 6594 dan Muslim, no. 2643.

Ketika mengetahui bahwa rezeki sudah ditetapkan sejak manusia belum lahir, apakah kita tidak perlu bekerja dan berusaha? Tentu saja tidak demikian. Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin menjelaskan:

"Janganlah Anda mengatakan 'rezeki telah tertulis dan terbatasi maka aku tidak akan melakukan sebab-sebab untuk mencapainya'. Karena pernyataan tersebut adalah suatu kelemahan. Sedangkan yang disebut kecerdasan adalah kamu tetap berupaya mencari rezeki dan sesuatu yang bermanfaat bagimu, baik untuk agamamu maupun untuk duniamu. Nabi Saw bersabda:

"Orang cerdas adalah mereka yang menguasai dirinya dan beramal untuk bekal setelah mati, sedangkan orang lemah adalah mereka yang mengikuti hawa nafsunya dan berangan-angan terhadap Allah Ta'ala".

"Sebagaimana rezeki telah tertulis dan ditakdirkan bersama sebab-sebabnya, maka jodoh juga telah tertulis --beserta sebab-sebabnya. Masing-masing dari suami dan istri telah tertulis untuk menjadi jodoh bagi yang lain. Bagi Allah tidak rahasia lagi segala sesuatu, baik yang ada di bumi maupun di langit", demikian penjelasan Syaikh Utsaimin.

Jadi, sudah berapa banyak usahamu untuk menjemput jodoh? Sudah patutkah engkau menyatakan kepada Allah, "Ya Allah, aku sudah bersungguh-sungguh berikhtiar menuju ketetapanMu, maka tolonglah aku menemukan jodoh yang terbaik bagi dunia dan akhiratku".

BERSAMBUNG.

Bahan Bacaan

Cahyadi Takariawan, Wonderful Marriage, Era Intermedia, 2017

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun