Mohon tunggu...
Cahyadi Takariawan
Cahyadi Takariawan Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Penulis Buku Serial "Wonderful Family", Peraih Penghargaan "Kompasianer Favorit 2014"; Peraih Pin Emas Pegiat Ketahanan Keluarga 2019" dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Konsultan Keluarga di Jogja Family Center" (JFC). Instagram @cahyadi_takariawan. Fanspage : https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

6 Hal Kecil yang Merekatkan Hubungan Mertua dengan Menantu

8 Agustus 2021   09:11 Diperbarui: 8 Agustus 2021   17:47 1405
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi mertua | Sumber: shutterstock

Sebenarnya kehidupan berumah tangga itu terdiri atas hal-hal kecil yang bersusun-susun. 

Kekecewaan berat itu biasanya bermula dari kekecewaan --kekecewaan kecil yang bertumpuk-tumpuk. 

Kemarahan berat itu sering bermula dari hal-hal sederhana yang terus menerus, sehingga bertumpuk menjadi besar.

Saya sering menggambarkan fenomena gunung pasir, untuk menunjukkan bahwa hal-hal yang dirasakan berat itu jika diurai hanya merupakan kumpulan partikel-partikel masalah kecil yang bertumpuk-tumpuk. Dari jauh tampak pasir menggunung, setelah kita dekati ternyata hanya kumpulan dari partikel-partikel pasie kecil.

Demikian pula dalam kebaikan. Kebaikan besar juga bermula dari kebaikan-kebaikan kecil yang terus menerus. 

Maka, untuk mendapatkan hubungan yang nyaman dengan menantu, para mertua bisa menumpuk hal-hal kecil dan sederhana.

Tindakan Kecil dan Sederhana

Ada sangat banyak tindakan kecil dan sederhana, yang jika dilakukan dengan ketulusan, akan mampu merekatkan hubungan antara mertua dengan menantu. Beberapa tindakan kecil itu, antara lain:

Pertama, mengunjungi rumah menantu

Sebagai mertua, Anda bisa membangun kedekatan melalui kunjungan. Silaturahim adalah salah satu tradisi positif yang sudah dikenal manusia sejak zaman dulu kala. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun