Maaf ya sahabat Kompasianer, melalui tulisan ini saya sedang berbicara kepada para orangtua yang telah berada pada tahal 5 dan 6 dalam perjalanan rumah tangga mereka. Saya sedang berbicara kepada para calon mertua dan para mertua.
Anda, para lajang yang belum memiliki mertua, akan saya sapa terakhir --setelah saya selesai berbincang dengan para tetua. Sabar ya, biar saya selesaikan 'omongan tua' terlebih dahulu. Ini demi kebahagiaan Anda, para calon menantu. Agar para mertua menjadi salih dan salihah terlebih dahulu.
Mertua Dirindukan Menantu: Sisi Komunikasi
Dalam postingan sebelumnya, telah saya sampaikan persiapan secara ilmu agama, dan ilmu empati. Kali ini saya ajak Anda untuk membekali diri dengan ilmu dan ketrampilan komunikasi interpersonal, agar bisa lancar dan nyaman berkomunikasi dengan menantu.
Ternyata menjadi mertua yang baik tidaklah mudah. Harus memiliki banyak pengetahuan dan menguasai banyak ketrampilan. Namun dengan kesediaan untuk terus menerus mempersiapan diri, akan bisa bersikap, bertindak dan bertutur kata yang tepat terhadap menantu.
Di antara hal sangat penting dalam membangun hubungan baik antara mertua dan menantu adalah sisi komunikasi. Mertua harus mengerti cara berkomunikasi dan berinteraksi yang menyenangkan terhadap menantu. Di sisi yang lain, juga harus mampu menghindari bentuk komunikasi yang berdampak menyakiti, menyinggung perasaan, atau melukai hati menantu.
Hal ini menyangkut kemampuan komunikasi interpersonal. Agar bisa menjadi mertua yang dirindukan menantu, perlu memahami ketrampilan komunikasi interpersonal yang baik. Siapapun yang kelak menjadi menantu Anda, akan bahagia bahkan bangga berada di samping mertuanya.
Empat Aspek Kemampuan Komunikasi Mertua -- MenantuÂ
- Kemampuan untuk saling memahami
Komunikasi tentu harus berlangsung dua arah, antara mertua dengan menantu secara timbal balik. Sebagai pihak yang lebih tua, hendaklah memulai dari diri sendiri. Jangan hanya menuntut kepada menantu untuk berkomunikasi secara baik, sementara mertua tidak melakukannya.
Agar mampu berkomunikasi yang baik, mertua harus berusaha memahami menantu. Jangan hanya menuntut dipahami, tapi berusahalah untuk memahami terlebih dahulu. Menantu Anda akan bahagia apabila ia merasa dipahami dan dimengerti.