Mohon tunggu...
Cahyadi Takariawan
Cahyadi Takariawan Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Penulis Buku Serial "Wonderful Family", Peraih Penghargaan "Kompasianer Favorit 2014"; Peraih Pin Emas Pegiat Ketahanan Keluarga 2019" dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Konsultan Keluarga di Jogja Family Center" (JFC). Instagram @cahyadi_takariawan. Fanspage : https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Komunikasi Mertua-Menantu, Apa Sulitnya?

14 Juli 2021   07:23 Diperbarui: 18 Juli 2021   01:16 2711
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Maaf ya sahabat Kompasianer, melalui tulisan ini saya sedang berbicara kepada para orangtua yang telah berada pada tahal 5 dan 6 dalam perjalanan rumah tangga mereka. Saya sedang berbicara kepada para calon mertua dan para mertua.

Anda, para lajang yang belum memiliki mertua, akan saya sapa terakhir --setelah saya selesai berbincang dengan para tetua. Sabar ya, biar saya selesaikan 'omongan tua' terlebih dahulu. Ini demi kebahagiaan Anda, para calon menantu. Agar para mertua menjadi salih dan salihah terlebih dahulu.

Mertua Dirindukan Menantu: Sisi Komunikasi

Dalam postingan sebelumnya, telah saya sampaikan persiapan secara ilmu agama, dan ilmu empati. Kali ini saya ajak Anda untuk membekali diri dengan ilmu dan ketrampilan komunikasi interpersonal, agar bisa lancar dan nyaman berkomunikasi dengan menantu.

Ternyata menjadi mertua yang baik tidaklah mudah. Harus memiliki banyak pengetahuan dan menguasai banyak ketrampilan. Namun dengan kesediaan untuk terus menerus mempersiapan diri, akan bisa bersikap, bertindak dan bertutur kata yang tepat terhadap menantu.

Di antara hal sangat penting dalam membangun hubungan baik antara mertua dan menantu adalah sisi komunikasi. Mertua harus mengerti cara berkomunikasi dan berinteraksi yang menyenangkan terhadap menantu. Di sisi yang lain, juga harus mampu menghindari bentuk komunikasi yang berdampak menyakiti, menyinggung perasaan, atau melukai hati menantu.

Hal ini menyangkut kemampuan komunikasi interpersonal. Agar bisa menjadi mertua yang dirindukan menantu, perlu memahami ketrampilan komunikasi interpersonal yang baik. Siapapun yang kelak menjadi menantu Anda, akan bahagia bahkan bangga berada di samping mertuanya.

Empat Aspek Kemampuan Komunikasi Mertua -- Menantu 

Ilustrasi https://www.goodhousekeeping.com/holidays/mothers-day/g32174955/mother-in-law-quotes/
Ilustrasi https://www.goodhousekeeping.com/holidays/mothers-day/g32174955/mother-in-law-quotes/
Efektivitas komunikasi mertua dan menantu ditentukan oleh banyak faktor. Jika kita tinjau secara akademik, ada aspek-aspek yang memengaruhi kualitas komunikasi interpersonal. David H. Johnson (2014) mengemukakan, paling tidak terdapat 4 (empat) aspek kemampuan komunikasi interpersonal, yaitu:
  • Kemampuan untuk saling memahami

Komunikasi tentu harus berlangsung dua arah, antara mertua dengan menantu secara timbal balik. Sebagai pihak yang lebih tua, hendaklah memulai dari diri sendiri. Jangan hanya menuntut kepada menantu untuk berkomunikasi secara baik, sementara mertua tidak melakukannya.

Agar mampu berkomunikasi yang baik, mertua harus berusaha memahami menantu. Jangan hanya menuntut dipahami, tapi berusahalah untuk memahami terlebih dahulu. Menantu Anda akan bahagia apabila ia merasa dipahami dan dimengerti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun