Mohon tunggu...
Cahyadi Takariawan
Cahyadi Takariawan Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Penulis Buku Serial "Wonderful Family", Peraih Penghargaan "Kompasianer Favorit 2014"; Peraih Pin Emas Pegiat Ketahanan Keluarga 2019" dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Konsultan Keluarga di Jogja Family Center" (JFC). Instagram @cahyadi_takariawan. Fanspage : https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan/

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Mumpung Ramadhan, Miliki Self Awareness

16 April 2021   07:26 Diperbarui: 16 April 2021   07:29 733
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat seseorang makin produktif dan dikenal luas oleh publik, bisa menyebabkan dirinya merasa besar. Saat ia mulai mengkultuskan diri sendiri, maka ia kehilangan self awareness. Perasaan kebesaran yang dimiliki membuat dirinya telah benar-benar hebat. Tak lagi melihat cela dalam dirinya.

Dalam dunia modern saat ini, bisa jadi cult of self ini muncul sebagai akibat dari popularitas yang tercipta melalui sosial media. Seseorang merasa hebat, merasa besar, merasa excellent, padahal kenyataannya tidak sehebat yang dikira. Bahkan bisa jadi hanya kehebatan dan kebesaran yang semu.

Meningkatkan Self Awareness

Untuk mengenali diri sendiri yang sejati, harus dimulai dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan mendasar tentang diri. Imam Al-Ghazali berpendapat, pertanyaan mendasar untuk mengenal diri sendiri adalah "Apa dan siapa saya? Saya datang dari mana? Untuk apa saya tercipta ? Apa yang membuat saya menjadi bahagia dan sengsara?"

"Who am I" adalah pertanyaan mendasar, untuk menemukan kesejatian diri. Dengannya akan mempertautkan dengan pengenalan kepada kehadiran dan intervensi Allah dalam diri. Mengenali dan mengerti, bahwa ada intervensi Allah dalam detak jantung, dalam denyut nadi, dalam tarikan nafas, dalam aliran darah, dalam lintasan pemikiran, dalam kondisi hati setiap hari.

 Diperlukan upaya serius untuk menyadari tiga gejala yang dinyatakan Tasha Eurich di atas. Harus sadar bahwa dalam diri setiap manusia ada blind spot. Ketika menjadi khalifah, Umar bin Khathab pernah mendatangi Hudzaifah. "Wahai Hudzaifah, apakah engkau melihat adanya kemunafikan dalam diriku?"


"Tidak ada, wahai Amirul Mukminin!"

"Janganlah engkau sungkan mengatakannya," kata Umar.

"Sungguh tidak ada, hanya saja engkau masih menyimpan dua stel pakaian. Satu engkau pergunakan pada musim dingin, dan satunya lagi untuk musim panas!"

Mendengar penjelasan tersebut, Umar segera menyedekahkan satu stel pakaian yang masih disimpannya, walau sebenarnya Hudzaifah tidak menyebut hal itu sebagai tanda adanya kemunafikan dalam diri Umar.

Umar bin Khathab --salah satu sahabat Nabi yang dijamin masuk surga, masih mengkhawatirkan dalam dirinya ada blind spot. Maka ia bertanya, meminta feedback dari sahabat yang terpercaya, Hudzaifah tentang sifat kemunafikan yang mungkin ada dalam dirinya. Ini adalah cara meningkatkan self awareness.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun