Mohon tunggu...
Cahyadi Takariawan
Cahyadi Takariawan Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Penulis Buku Serial "Wonderful Family", Peraih Penghargaan "Kompasianer Favorit 2014"; Peraih Pin Emas Pegiat Ketahanan Keluarga 2019" dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Konsultan Keluarga di Jogja Family Center" (JFC). Instagram @cahyadi_takariawan. Fanspage : https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Sediakan 5 Ruang Ini agar Selalu Bahagia dalam Pernikahan

26 November 2018   09:31 Diperbarui: 1 Desember 2018   13:30 3050
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Namun di saat yang sama, ia harus berdialog dengan banyak pihak. "Keluarga adalah hambatan terbesar kesuksesan seseorang dalam karier", ujar pimpinan stasiun televisi di New York kepada Hanum, tempatnya bekerja.

Hanum benar-benar mengalami dialektika yang tak mudah untuk dijawabnya sendiri. Hanum menyatakan kepada pimpinan perusahaan Jika istri menuruti kemauannya sendiri, merasa bisa hidup dengan caranya sendiri, merasa bisa sepenuhnya mandiri, merasa tidak butuh suami, maka tak akan bisa memenangkan cinta. tempatnya bekerja, bahwa Rangga selalu mendukungnya. Namun Hanum tak bisa mengelak bahwa ada egoisme Rangga sebagai suami yang terusik.

"Aku suamimu, dan aku melarang kamu untuk terus berkarier di perusahaan brengsek itu". Pada sisi ini, tampak pernyataan pimpinan perusahaan benar. 

Rangga adalah hambatan terbesar Hanum untuk bekerja dan meraih mimpi di New York City. Ada proses dialog panjang, antara ekspektasi yang telah dibangun selama ini, dengan realitas yang harus ia hadapi. 

Beruntung, Hanum dan Rangga sama-sama menyediakan ruang dialog yang luas, untuk bisa mendengar pendapat pasangan, walau terasa menyakitkan.

Bagi pasangan muda, coba cermati serangkaian dialog antara Hanum dan Rangga yang disajikan dengan apik oleh film itu. Saya menyatakan, itulah dialog 'wonderful family'.

(layar.id)
(layar.id)
Ruang Adaptasi

Kedua pihak harus beradaptasi setelah menikah. Suami dan istri saling mempertemukan visi, mempertemukan harapan, mempertemukan keinginan. 

Inilah pentingnya suami dan istri selalu menyediakan ruang untuk beradaptasi. Tak bisa lagi seorang lelaki memaksakan kehendak demi tercapainya keinginan dan ambisi pribadi. 

Tak bisa lagi seorang perempuan memaksakan kehendak demi tercapainya keinginan dan ambisi pribadi. Karena mereka telah menikah, maka harus bersedia untuk beradaptasi.

Dalam adaptasi ini ada proses menerima pengaruh pasangan, dan di saat yang sama ada proses menjadi diri seperti harapan pasangan. Hal ini harus diberlakukan secara timbal balik, karena proses adaptasi memang harus terjadi pada kedua belah pihak. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun