Mohon tunggu...
Cahyadi Takariawan
Cahyadi Takariawan Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Penulis Buku Serial "Wonderful Family", Peraih Penghargaan "Kompasianer Favorit 2014"; Peraih Pin Emas Pegiat Ketahanan Keluarga 2019" dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Konsultan Keluarga di Jogja Family Center" (JFC). Instagram @cahyadi_takariawan. Fanspage : https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan/

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

8 Hal yang Harus Kamu Ketahui Sebelum Memutuskan Kuliah di Frankfurt

23 Oktober 2018   04:22 Diperbarui: 23 Oktober 2018   08:42 2904
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: edukasi.kompas.com

Kamu ingin kuliah S1 di Jerman tanpa beasiswa? Hitung dulu biaya hidup tiap bulannya. Setelah mengetahui biaya hidup rata-rata atau pada umumnya, kemudian kamu komunikasikan kepada orang tua kamu, apakah sanggup untuk membiayai kamu. Jika orang tua kamu menyatakan tidak sanggup, hitung kemampuan dirimu, apakah sanggup untuk membiayai diri sendiri sambil kuliah nanti?

Karena yang sering kamu dengar selama ini, kuliah di Jerman itu gratis. Lalu bisa "nyambi" kerja untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari, karena tenaga kerja di Jerman dibayar tinggi. Lalu bisa jalan-jalan menikmati berbagai kota di Eropa yang menjadi tujuan wisata dunia. Indahnya... Itu yang membuat banyak lulusan SMA Indonesia ingin kuliah S1 ke Jerman. Bahkan banyak yang "nekat" karena bermodal gambaran "kuliah gratis", "dibayar tinggi", dan "indahnya kota Eropa".

Mari saya ajak kamu menghitung biaya hidup di Jerman, jika kamu kuliah S1 dengan biaya mandiri. Beruntung hari ini, Senin 22 Oktober 2018 saya sempat berjalan-jalan di Frakfurt dan Marburg, ditemani empat orang mahasiswa S1 asal Indonesia. Keempatnya adalah Naufal, Ahnaf, Syauqi dan Ayu. Saya sempatkan berbincang dengan mereka, terutama dengan Ahnaf, sembari menikmati keindahan kota tua di Marburg.

dokumen pribadi
dokumen pribadi
8 Komponen Biaya Hidup di Frankfurt

Saya bertanya kepada Ahnaf Beltian Leader, mahasiswa S1 di Frankfurt, asal Jakarta, tentang besaran biaya hidup normal di Kota Frankfurt. Berikut ini adalah gambaran kasar besaran biaya hidup di kota Frankfurt, dengan catatan ada usaha untuk mencari berbagai hal yang paling murah, agar bisa hidup hemat. Sekali lagi, ini contoh kehidupan di Kota Frankfurt yang menjadi salah satu kota besar di Jerman. Tentu setiap kota memiliki standar biaya yang berbeda-beda, tidak bisa diseragamkan.

Setelah saya hitung, paling tidak ada delapan komponen biaya yang dikeluarkan Ahnaf untuk bisa hidup di Frankfurt sebagai mahasiswa S1.

Sewa kamar kost
Tentu kamu harus menyewa rumah atau kamar untuk menetap lama di Frankfurt, paling tidak lima tahun hingga selesai S1. Sebagai mahasiswa, beruntung jika kamu bisa mendapatkan kamar untuk kelas student. Ahnaf "berhasil" mendapatkan kamar kos ukuran 3 X 4 m, dengan kamar mandi dan dapur di luar untuk bareng-bareng. Kamar kost ini seharga 270 sebulan, dan termasuk murah karena kategori kamar privat untuk kelas student.

Jika kamu bisa mendapatkan kamar kost milik kampus, harganya lebih murah lagi, sekitar 207 sebulan. Namun untuk mendapatkan yang ini persaingannya sangat ketat karena jumlahnya terbatas. Biaya per bulan ini sudah termasuk listrik, air dan gas, sehingga sudah tidak perlu menambah biaya lagi.

Secara umum, di Frankfurt harga rata-rata kamar kost sekitar 450. Jika ada yang mendapat kamar kost seharga 300, sudah dianggap murah. Ini yang kategori kamar non student. Harga tersebut belum termasuk biaya listrik, air dan gas. Biaya air, listrik dan gas sekitar 170 per bulan. Bisa lebih dari itu jika banyak pemakaian, misalnya untuk keluarga.

Biaya konsumsi bulanan
Di Frankfurt, biaya hidup sederhana seperti makan ala mahasiswa sekitar 120 sebulan. Ini untuk makan, minum, cemilan secara apa adanya doang, dan tidak merokok. Kalo kamu ngerokok, harga sekotak rokok isi 12 batang, adalah 7-12 Euro. Jika rokok racik sendiri, bisa beli paket sekitar 20 Euro, bisa untuk dua pekan kalo hemat. Tapi kalau boros, bisa habis sepekan doang bahkan kurang dari sepekan.

Ahnaf tidak ngerokok, jadi bisa lebih hemat. Pun ia lebih sering memasak sendiri di kost. Sesekali waktu saja makan di restoran, misalnya ketika seharian di kampus. Untuk mengganjal perut ketika di kampus, bisa memilih makanan ringan seperti salad seharga 90 cent, yoghurt 90 cent, puding 90 cent, sup 90 cent, kentang rebus 90 cent dan lain sebagainya.

Untuk air minum bisa mengambil dari kran manapun, karena semua air kran layak diminum. Untuk makanan "serius" di restoran publik seperti ayam goreng plus kentang goreng plus minum, seharga sekitar 7-8 Euro. Tentu bisa bervariasi harganya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun