Mohon tunggu...
Cahyadi Takariawan
Cahyadi Takariawan Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Penulis Buku Serial "Wonderful Family", Peraih Penghargaan "Kompasianer Favorit 2014"; Peraih Pin Emas Pegiat Ketahanan Keluarga 2019" dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Konsultan Keluarga di Jogja Family Center" (JFC). Instagram @cahyadi_takariawan. Fanspage : https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

5-K untuk Keharmonisan Keluarga

6 September 2018   16:40 Diperbarui: 6 September 2018   20:28 1958
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi : www.pinterest.com - Alison Krauss

Jika suami dan istri diliputi rasa curiga dan syak wasangka terhadap pasangan, mereka akan berada dalam suasana ketertekanan dan penderitaan. Mengapa suami dan istri merasa nyaman baik saat bersama maupun saat terpaksa berpisah sementara? Itu karena mereka berdua saling percaya. Tanpa keperccayaan, tidak mungkin mewujudkan kebahagiaan dalam kehidupan pernikahan.

K-4 adalah Keterbukaan

Pasangan suami istri hendaknya selalu terbuka satu sama lain. Jika salah satu dari suami istri atau keduanya saling menutup diri, atau lebih banyak menutup diri, membuat proses pengenalan akan terhambat. 

Sangat banyak hal misterius pada diri suami atau istri yang tidak diketahui dan tidak bisa dikenali oleh pasangan. Hal ini membuat mereka saling tidak nyaman karena banyak hal tidak dimengerti, terlalu banyak misteri, terlalu banyak hal tersembunyi. Jika suami dan istri saling membuka diri, akan membuat kesejiwaan cepat terwujud, dan membuat mereka saling mengenali dengan baik. Suami dan istri merasa nyaman karena yakin tak ada yang disembunyikan oleh pasangan.

K-5 adalah Keseimbangan

Pasangan suami istri harus selalu menjaga keseimbangan dalam segala sesuatu. Misalnya, keseimbangan perhatian antara bekerja dengan mengelola rumah tangga, keseimbangan antara mencari nafkah dengan pendidikan anak, keseimbangan antara prestasi di tempat kerja dengan kebaikan keluarga, dan lain sebagainya. 

Jangan sampai tenaga, waktu dan perhatian habis di tempat kerja sehingga ketika di rumah semuanya tinggal hal-hal sisa. Jangan sampai pula terlalu fokus mengurus manajemen rumah tangga namun tidak memiliki perhatian dalam menghasilkan nafkah untuk keluarga. Semua harus seimbang, karena masing-masing memiliki ukuran yang pas untuk bisa mendapatkan kebahagiaan.

Demikianlah Prinsip 5-K untuk membangun keharmonisan keluarga. Dengan Prinsip 5-K ini, suami dan istri bisa menikmati kehidupan berumah tangga yang harmonis, sakinah, mawadah wa rahmah serta penuh berkah.

Jakarta, 6 September 2018

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun