Mohon tunggu...
Cahyadi Takariawan
Cahyadi Takariawan Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Penulis Buku Serial "Wonderful Family", Peraih Penghargaan "Kompasianer Favorit 2014"; Peraih Pin Emas Pegiat Ketahanan Keluarga 2019" dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Konsultan Keluarga di Jogja Family Center" (JFC). Instagram @cahyadi_takariawan. Fanspage : https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Seperti Apa Keluarga Penuh Cinta?

21 Agustus 2018   07:20 Diperbarui: 21 Agustus 2018   08:31 1188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nurut Orangtua

Pelajaran berikutnya adalah perilaku "menurut" atau taat kepada orangtua yang ditunjukkan oleh Ismail. Kita mendapat pelajaran yang luar biasa dari sebuah keluarga yang diabadikan kisahnya dalam banyak ayat Al Qur'an ini. Ketaatan seorang anak terhadap ayah, tanpa keraguan sedikitpun dari sang anak bahwa ayahnya akan melakukan tindakan jahat terhadap dirinya. Sang anak mengetahui betul kualitas sang ayah, tentang kebaikan ayahnya, tentang ketulusan ayahnya, tentang kejujuran ayahnya, tentang kepribadian lurus ayahnya.

"Ia menjawab: Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar" (QS. Ash Shaaffaat : 102).

Sebuah pelajaran berharga, bahwa anak akan menurut dan taat kepada orang tua tentu memiliki persyaratan. Bukan muncul dengan sendirinya dan tiba-tiba atau sim salabim. Jika orang tua menunjukkan jati diri yang baik, karakter yang baik, maka anak akan mudah percaya dan taat kepada mereka. Namun jika orang tua tidak menunjukkan perilaku yang bisa dipercaya, akan menimbulkan keraguan dan ketidaknyamanan pada anak-anak. Bagaimana anak akan mudah taat kepada orang tua yang tidak bisa dipercaya kebaikannya?

Ketika di zaman sekarang banyak muncul anak-anak yang tidak nurut kepada orangtua, salah satu hal mendasar yang harus mendapat perhatian adalah, apakah orangtua sudah memiliki karakter yang layak untuk ditaati? Sering kali orangtua terlalu cepat menyalahkan keadaan di luar dirinya sebagai kambing hitam. 

Misalnya menyalahkan lingkungan, menyalahkan pihak sekolah, menyalahkan peraturan, menyalahkan pemerintah, menyalahkan teknologi, menyalahkan internet, menyalahkan gadget, menyalahkan masyarakat, menyalahkan film, menyalahkan televisi dan lain sebagainya. Mereka semua disalahkan, dituduh sebagai biang keladi penyebab kenakalan anak-anak, membuat anak tidak nurut orangtua.

Padahal penyebab pertama dan utama ada dalam rumah kita masing-masing.

Selamat Hari raya Idul Adha bagi sahabat semua yang merayakan hari ini --Selasa 21 Agustus 2018--- karena mengikuti prosesijama'ah haji di Saudi. Selamat berpuasa Arafah bagi sahabat semua yang mengikuti keputusan NU, Muhammadiyah dan Pemerintah RI, dan akan melaksanakan shalat Idul Adha besok pagi ---Rabu 22 Agustus 2018. Mari jaga persatuan dan kesatuan. Hormati perbedaan.

CIlilitan, 21 Agustus 2018

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun