Mohon tunggu...
Cahyadi Takariawan
Cahyadi Takariawan Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Penulis Buku Serial "Wonderful Family", Peraih Penghargaan "Kompasianer Favorit 2014"; Peraih Pin Emas Pegiat Ketahanan Keluarga 2019" dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Konsultan Keluarga di Jogja Family Center" (JFC). Instagram @cahyadi_takariawan. Fanspage : https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

13 Gejala Kehambaran Pernikahan

2 November 2014   01:42 Diperbarui: 17 Juni 2015   18:55 630
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14148420281792818577

[caption id="attachment_371265" align="aligncenter" width="500" caption="ilustrasi : www.scanfree.org"][/caption]

Dalam kehidupan berumah tangga, semua orang menghendaki mendapatkan kebahagiaan yang optimal “selama-lamanya”. Salah satu tujuan pernikahan memang untuk mendapatkan kebahagiaan, baik di dunia maupun di akhirat. Namun sayangnya, banyak pasangan yang terlalu cepat kehilangan kebahagiaan.

Berapa lama kebahagiaan dalam pernikahan bisa dipertahankan? Jawaban dari pertanyaan ini bisa dilihat dari dua sisi. Pertama, sisi harapan. Dari sisi ini, tentu diharapkan pernikahan akan memberikan kebahagiaan dalam waktu yang tidak terbatas. Kebahagiaan yang dirasakan sepanjang usia pernikahan itu sendiri, sampai akhir hayat kedua belah pihak.

Kedua, sisi kenyataan. Dari sisi ini, tidak ada rumus pasti tentang usia kebahagiaan hidup berumah tangga. Ada yang sejak awal menikah sudah menderita. Namun ada yang bisa mempertahankan kebahagiaan hingga usia tua. Namun sebuah survei yang dimuat di www.merdeka.com menunjukkan bahwa kebanyakan pernikahan mulai terasa hambar setelah 3,5 tahun.

Kehilangan Gairah Kebersamaan

Dailymail melaporkan survei yang dilakukan terhadap duaribu pasangan menikah ini menunjukkan bahwa setelah tiga setengah tahun usia pernikahan, mereka mulai kehilangan semangat untuk berkencan, lebih memilih tidur daripada bercinta, dan mulai berhenti mengatakan kata cinta.

Penelitian menunjukkan bahwa usia 3,5 tahun merupakan masa-masa bulan madu yang sudah berakhir. Setelah itu pasangan mulai jarang saling memeluk, tidur bersama, atau bahkan makan bersama. Mereka mulai tidur di waktu yang berbeda, makan di waktu yang berbeda, dan tidak saling ngobrol ketika menonton televisi.

"Penelitian ini menunjukkan bahwa ketika pasangan mulai mengenal satu sama lain dengan lebih dalam, tak ada lagi tantangan dalam pernikahan dan semuanya menjadi terlalu mudah hingga mereka mulai menganggap pernikahan dan pasangan adalah hal biasa," ungkap seorang peneliti, Kate Jones.

Jones menekankan bahwa setelah masa bulan madu, pasangan mulai membiarkan sifat buruk mengambil alih dan lupa bahwa kebahagiaan dalam pernikahan juga harus diusahakan. Kebiasaan buruk, meski hanya hal kecil, jika dibiarkan terus akan merusak pernikahan. Sebaliknya hal-hal baik yang dilakukan untuk menyenangkan pasangan, meski hanya sedikit, tetap bisa menghidupkan rasa kasih sayang dalam pernikahan.

13 Gejala Kehambaran Pernikahan

Hidup berumah tangga memang mengalami fluktuasi dan dinamika.Ada masa dimana perasaan kebersamaan suami istri dan kebahagiaan di antara mereka terasa demikian kuat. Namun ada pula masa dimana kebersamaan mulai memudar bahkan menghilang. Hubungan yang sudah mulai hambar, selalu bisa dilihat gejalanya, dan tidak muncul secara tiba-tiba.

Suami dan istri yang sudah mulai kehilangan gairah kebersamaan, mulai tampak gejalanya dengan semakin jarangnya aktivitas romantisme dan aktivitas fisik yang melibatkan keduanya. Penelitian tersebut juga memberikan beberapa tanda atau gejala bahwa pernikahan sudah mulai terasa hambar, di antaranya adalah 13 gejala berikut ini:

1. Lebih memilih tidur daripada bercinta.

2. Tidak pernah lagi berkencan.

3. Lupa mengatakan "Aku mencintaimu."

4. Tidak saling mencium lagi.

5. Tidur di waktu yang tidak bersamaan.

6. Tidak saling memeluk.

7. Memakai pakaian yang tidak menarik di rumah.

8. Suami berasumsi bahwa istri yang akan melakukan semuanya.

9. Istri tidak lagi ingin memakai make up untuk menyenangkan suaminya.

10. Tidak ada ucapan terima kasih di antara mereka berdua.

11. Istri mulai tidak memperhatikan perawatan tubuhnya.

12. Sering berebut acara televisi.

13. Hal-hal kecil mulai sering membuat pasangan bertengkar.

Tigabelas gejala tersebut sesungguhnya lazim dijumpai dalam sebuah pernikahan yang sudah mulai memasuki usia lanjut. Namun jika masih di bawah lima tahun pernikahan sudah banyak mengalami gejala-gejala tersebut, artinya datangnya kehambaran hubungan itu terlalu cepat.

Pada pasangan yang sudah berusia tua, aktivitas fisik memang sudah akan semakin berkurang. Namun kedalaman hubungan mereka semakin terasa. Hubungan persahabatan yang dewasa, saling membutuhkan satu dengan yang lainnya, saling tergantung satu dengan yang lainnya, walaupun aktivitas fisik sudah tidak seperti waktu muda lagi.

Wajarkah Kehambaran Pernikahan?

Perasaan hambar dalam sebuah pernikahan, tentu harus dipertanyakan, dipetakan, dan dicari solusi. Jangan menganggap itu sebagai hal yang wajar dan biasa, walaupun itu akan dialami oleh semua orang dan semua pasangan. Kehidupan pernikahan selalu dinamis dan fluktuatif, semua pasangan akan mengalami pasang surut dalam hubungan romantisme dan keintiman antara suami dan istri.

Namun jika perasaan hambar dianggap lazim dan wajar, dikhawatirkan mereka akan membiarkan saja perasaan itu berkecamuk di dalam jiwa. Mereka tidak melakukan tindakan untuk mencegah atau mengobati kondisi kehambaran hubungan tersebut, sehingga semakin lama akan semakin menjauh dari kebahagiaan hidup berumah tangga.

Penelitian tersebut memberikan fakta bahwa 43 % orang percaya bahwa pernikahan yang hambar adalah hal buruk. Sebanyak 75 % orang mengatakan bahwa pernikahan yang mulai hambar setelah bulan madu adalah hal yang wajar. Dari segi kebahagiaan hidup berumah tangga, sebanyak 82 % pasangan mengaku bahagia, namun 49 % orang berharap agar pasangan mereka lebih romantis. Survei juga memberikan catatan penting bahwa pernikahan yang semakin hambar ini disebabkan oleh kurangnya ungkapan cinta pada pasangan.

Sumber :

http://www.merdeka.com/gaya/pernikahan-mulai-hambar-setelah-35-tahun.html

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun