Mohon tunggu...
Pairunn Adi
Pairunn Adi Mohon Tunggu... Administrasi - Penyuka fiksi

Seorang Kuli Bangunan yang sangat suka menulis Fiksi

Selanjutnya

Tutup

Dongeng Pilihan

Banjir di Ibu Kota

22 April 2016   09:28 Diperbarui: 22 April 2016   09:43 370
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Negeri KAYANG [khayalan dari kayangan]

Satu cerita dari sebuah negeri di atas awan, yang konon memiliki kekayaan alam yang melimpah, tapi rakyatnya masih banyak yang hidup di bawah garis kemiskinan. Negeri itu dipimpin seorang raja yang sakti mandraguna, tapi menteri-menterinya, yang berasal dari multi partai, hampir semuanya serakah. Korupsi seakan sebuah hal yang biasa. Al hasil, hampir tidak ada program yang menyentuh rakyat miskin. Ini menjadikan ketimpangan antara yang kaya dan miskin semakin lebar.

Baginda Raja Pranolo Sumo gelo, dan Maha Patih Branoto Suwur Getun, berusaha memberantas korupsi di tubuh kabinetnya. Tapi karena tekanan politik dari ketua partai, menyebabkan Baginda Pranoto kesulitan.

Agar bisa mengetahui keandaan rakyatnya, terutama yang miskin, Baginda Pranoto mengundang Tarjo dan Surti dari kalangan rakyat miskin serta Adi dan Tini dari kalangan pengusaha. Seminggu sekali mereka datang ke istana guna memberikan informasi secara langsung apa yang terjadi di masyarakat.

Seperti saat ini, Ibu Kota kerajaan dikepung banjir. Terutama wilayah-wilayah yang berdekatan dengan sungai. Bahkan banjir tahun ini lebih besar dari tahun-tahun sebelumnya.

"Baginda, banjir semakin parah di Ibu Kota. Kenapa penanganannya labat?" tanya Tarjo saat hadir menghadap Raja Pranolo.

"Bukannya lambat, tapi rakyatnya juga tidak mendukung program dari pemerintah untuk menanggulangi masalah banjir ini," jawab Baginda.

"Lantas, apakah harus dibiarkan, Baginda?" tanya Surti.

"Pemerintah sudah menerjunkan bantuan, baik bantuan makanan maupun bantuan tenaga untuk menolong rakyat yang terjebak di rumahnya. Tapi bila permasalahannya tidak bisa dituntaskan, setiap tahun, saat musim hujan, banjir akan selalu hadir di Ibu Kota ini," jawab Baginda dengan sedikit santai.

"Ini karena rakyat seperti Anda, Pak Tarjo. Sulit diatur, berbuat seenaknya!" sela Adi.

"Eh, Anda jangan bicara sembarangan, Pak Adi! Kami ini yang mengalami kebanjiran, kok Anda bicara seperti itu?" jawab Tarjo sedikit tersinggung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Dongeng Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun