Jelaskan kepada anak tentang hubungan sebab dan akibat dan juga konsekuensi yang harus dihadapi serta solusi yang harus dilakukan, misal, ketika anak melempar-lemparkan mainan, maka mainan akan jadi berantakan dan berserakan di mana-mana, ia harus memungut dan mengembalikannya dulu sebelum mengambil jenis mainan lain.
Membuat kesepakatan bersama anak mengenai aturan dan konsekuensinya
Contohnya, orang tua menyampaikan aturan bahwa tujuan ke mal hanya untuk makan, bukan beli mainan. Kesepakatannya, bila anak minta dibelikan mainan, agenda jalan-jalan disudahi. Jika anak ternyata melanggar, segera laksanakan konsekuensi tersebut.
Studi yang dikutip buku The Danish Way of Parenting menunjukkan, anak-anak dari orang tua yang berwibawa akan menjadi lebih mandiri, diterima secara sosial, sukses dalam akademis, dan berperilaku baik. Mereka juga cenderung terhindar dari depresi juga tidak terlibat pada perilaku antisosial seperti kenakalan remaja atau penggunaan narkoba, lho.
Semoga tips di atas dapat mencegah kita melakukan hukuman fisik maupun bentakan terhadap anak, karena sejatinya anak adalah titipan dari yang Maha Kuasa kita sebagai orang tua diberi amanah untuk membimbing dan merawat anak kita dengan sebaik-baiknya dengan penuh rasa tanggung jawab dan kasih sayang.