Mohon tunggu...
Pahliyani
Pahliyani Mohon Tunggu... Freelancer - Hamba Tuhan

Menyukai melamun yang ditemani kopi dan musik, lalu tidak memikirkan apa-apa tentang dunia.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Ikuti Saja Arusnya Tapi Jangan Sampai Tenggelam

23 Februari 2024   15:24 Diperbarui: 23 Februari 2024   18:53 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Bing AI

Dalam kehidupan yang penuh dengan dinamika, sering kali kita dihadapkan pada situasi yang menuntut kita untuk mengambil keputusan: apakah kita akan melawan arus, atau mengikuti arus yang ada.

Mengikuti arus sering dianggap sebagai jalan yang paling mudah, namun terdapat filosofi mendalam di baliknya yang mengajarkan kita tentang kebijaksanaan, ketahanan, dan kemampuan beradaptasi.

Namun, penting juga untuk memahami bahwa mengikuti arus bukan berarti membiarkan diri kita terbawa tanpa arah hingga tenggelam dalam pusaran kehidupan yang tak terkendali.

Mengikuti arus dalam konteks filosofis dapat diibaratkan sebagai sebuah perahu kecil yang mengarungi sungai kehidupan. Sungai tersebut memiliki berbagai macam arus, ada yang tenang, ada pula yang deras. Terkadang, arus dapat membawa kita ke arah yang kita inginkan dengan lebih cepat dan efisien. 

Namun, ada kalanya juga arus tersebut mengarahkan kita ke situasi yang tidak kita harapkan. Di sinilah kebijaksanaan berperan; mengetahui kapan harus membiarkan arus membawa kita dan kapan harus mengayuh dengan keras untuk tetap pada jalur yang kita inginkan.

Filosofi mengikuti arus mengajarkan kita tentang pentingnya fleksibilitas dan kemampuan beradaptasi. Dalam hidup, tidak selalu segala sesuatu berjalan sesuai dengan rencana. Terkadang, perubahan adalah hal yang tidak terelakkan.

Dengan mengikuti arus, kita belajar untuk menerima perubahan tersebut dan beradaptasi dengan situasi yang ada, bukan melawan perubahan itu dengan sia-sia. Ini bukan berarti kita pasif, tetapi kita memilih untuk bertindak dengan cara yang lebih alami dan efisien, menggunakan energi yang ada dengan bijak tanpa memaksakan kehendak kita terhadap alam semesta.

Namun, filosofi ini juga mengingatkan kita tentang pentingnya tidak kehilangan esensi diri atau tujuan hidup kita. Mengikuti arus bukan berarti kita kehilangan kontrol atas diri kita sendiri atau tujuan hidup kita. Sebaliknya, ini tentang menavigasi kehidupan dengan kesadaran dan pemahaman yang mendalam tentang diri kita sendiri dan lingkungan kita. 

Ini tentang mengetahui kapan harus 'mengikuti' dan kapan harus 'mengambil alih kendali', memastikan bahwa meskipun kita mungkin mengikuti arus, kita tidak pernah kehilangan arah atau tenggelam dalam keadaan yang merugikan kita.

Untuk tidak tenggelam dalam arus kehidupan, kita perlu membangun 'pelampung' berupa pengetahuan, kebijaksanaan, dan kekuatan batin. Pengetahuan memberi kita pemahaman tentang arus mana yang baik untuk diikuti dan mana yang harus dihindari. Kebijaksanaan memberi kita kemampuan untuk membuat keputusan yang tepat di waktu yang tepat. Kekuatan batin memungkinkan kita untuk bertahan saat kita harus menghadapi arus yang keras dan menantang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun