Di sebuah desa yang tenang di kaki Gunung Cikuray---Desa Neglasari, Kecamatan Limbangan, Kabupaten Garut---ada semangat belajar yang terus menyala, bahkan ketika siang telah panas dan anak-anak baru saja selesai dari sekolah formal. Semangat itu hidup di Madrasah Diniyah Takmiliyah (MDT) milik Bu Tati, yang menjadi tempat mengaji dan menanamkan nilai moral bagi anak-anak kampung.Dalam semangat itulah, mahasiswa KKN Sisdamas Kelompok 166 hadir bukan sebagai pengganti guru, tapi sebagai sahabat belajar yang ingin berbagi dan turut menyemai harapan.
Partisipasi kami di MDT Bu Tati bukan tanpa tantangan. Dengan jumlah santri yang beragam usia dan latar belakang pendidikan, kami ditantang untuk lebih sabar, kreatif, dan adaptif dalam menyampaikan materi. Ada yang masih belum lancar membaca huruf hijaiyah, ada juga yang sudah mulai belajar tajwid dan hafalan. Tapi dari situ pula kami belajar bahwa pengabdian bukan tentang seberapa banyak yang bisa kami ajarkan, tapi seberapa tulus kami mendengarkan dan membersamai.
Kehadiran kami di MDT Bu Tati mendapat sambutan hangat dari para orang tua. Mereka senang karena anak-anak mereka bisa berinteraksi dengan "kakak-kakak kuliahan" yang bisa menjadi contoh positif. Sebaliknya, kami pun merasa diterima seperti keluarga sendiri. Ini yang membuat kami semakin yakin bahwa KKN bukan hanya program kampus, tapi juga proses bertumbuh sebagai manusia yang sadar akan tanggung jawab sosial.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI