Mohon tunggu...
Padmarani Syandina
Padmarani Syandina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa SV IPB

-

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perlukah Pemuda Bersiap Menangani Perubahan Iklim?

28 Maret 2021   23:23 Diperbarui: 28 Maret 2021   23:33 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Perlu kita ketahui, untuk menangani perubahan iklim di Kota Malang, tidak bisa dilakukan sepihak saja. Namun, semua pihak harus terlibat. Terutama pemuda jika kita melihat bonus demografi 2045 di mana 70% penduduk Indonesia nantinya berusia produktif. Jadi, pemuda yang hidup saat ini harus paham dan mau bergerak menangai isu lingkungan agar kelak tidak merasakan dampaknya.

Lagi pula, seorang pemuda adalah generasi penerus ketika generasi senior tidak aktif bekerja lagi. Pemuda juga yang memegang tongkat estafet untuk melanjutkan keberlangsungan hidup anak-cucu nanti. Di samping itu, pemuda bisa berperan menjaga kestabilan dan keberlangsungan lingkungan.

Namun untuk saat ini, pemuda cenderung sulit berpartisipasi dalam menangani perubahan iklim. “Kami pikir pemuda telah terpengaruh budaya instan lewat teknologi seperti gadget dan media sosial sehingga daya juang pemuda menjadi rendah,” ujar Noor Fatmah A K.

Komunitas Earth Hour Malang berusaha sebisa mungkin untuk melibatkan pemuda. Selain membuka open recruitment yang bisa diikuti oleh semua kalangan, Earth Hour Malang bekerja sama dengan pihak BEM universitas dan sesama komunitas untuk menyebarkan aksi kampanye.

Apakah usaha Earth Hour Malang dan pemerintah sudah cukup? Tentu belum.

Perlu adanya solusi demi menarik atensi pemuda mengenai isu perubahan iklim. Jika keadaan sudah lebih baik, dalam konteks ini adalah COVID-19, pemerintah bisa berkolaborasi dengan komunitas atau aktivis yang bergerak di bidang lingkungan dengan membuat serangkaian festival. Festival ini tak hanya berisi rangkaian lomba, tetapi berisi workshop, kampanye, pembagian bibit gratis, dan lain-lain. Acara bertema festival dipilih sebab mampu menarik atensi warga sehingga warga yang pertamanya tidak tahu mengenai acara ini menjadi tahu dan tertarik untuk menghadiri.

Lalu, sikap peduli pada lingkungan dapat dikembangkan dari sekolah melalui pendidikan karakter. Pendidikan karakter menurut Daryanto (2013:74) dapat diterapkan melalui (a) kegiatan pembelajaran: menggunakan pendekatan pembelajaran aktif; (b) pengembangan budaya sekolah dan pusat kegiatan belajar, yang dilakukan melalui kegiatan pengembangan diri di antaranya kegiatan rutin, kegiatan spontan, keteladanan, pengkondisian, kegiatan ko kurikuler dan ekstrakurikuler serta kegiatan keseharian di rumah dan di masyarakat.

Maka, sekolah bisa membuat kegiatan pendidikan karakter di luar jam sekolah. Misal seperti mengadakan kemah di suatu desa. Sekolah perlu cermat merencanakan kegiatan apa saja yang akan dilakukan serta output yang akan dihasilkan. Dengan begitu, sikap peduli lingkungan akan terserap ke dalam diri siswa melalui pengalaman kegiatan di luar sekolah.

Selain itu, perlu adanya penghargaan dari suatu lembaga kepada komunitas atau perseorangan yang aktif memberikan kontribusi ke lingkungan. Dengan begini, pihak tersebut akan merasa termotivasi untuk melanjutkan karyanya.

Lalu, generasi muda sangat aktif di media sosial. Dengan ini, kampanye dan challenge bertemakan lingkungan bisa digencarkan di media sosial. Agar terserap lebih baik, stakeholder bisa meminta bantuan influencer atau beberapa orang berpengaruh lainnya. Diharapkan tingkat awareness masyarakat atau pemuda dapat meningkat.

Pada akhirnya, pemuda perlu peduli pada lingkungan sebagai implementasi dari SDGs 13 yaitu penanganan perubahan iklim. Urgensi ini disebabkan karena pemuda adalah generasi penerus yang akan memegang tongkat estafet dari generasi senior. Kalau bukan dimulai dari sekarang, dampak perubahan iklim akan terlalu luas hingga sulit untuk diatasi.[]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun